TUAPEIJAT – Musim panen cengkeh tahun ini tidak seramai panen tahun sebelumnya. Sebagian besar petani di Mentawai mengeluh karena tanaman tidak mampu berproduksi optimal.
Hal itu terjadi karena pengaruh faktor alam yang menyebabkan tanaman gagal berbunga. Selain produksi melorot, harga jual cengkeh pun ikut menurun.
Salah seorang petani cengkeh asal Desa Tuapeijat, Kecamatan Sipora Utara, Nuria (60) menuturkan, penurunan hasil produksi cengkeh tahun ini termasuk paling rendah dari musim panen tahun sebelumnya. Tahun lalu, ia bisa mendapatkan hasil hingga 50 kilogram sampai 1 ton cengkeh kering siap jual. Namun, panen kali ini, panen cengkeh tidak sampai 100 kilogram.
“Bisa diperkirakan hasil produksi cengkeh di Mentawai lebih dari 80 persen turun dratis dan musim panen cengkeh kali ini yang paling menurun dibanding musim panen tahun sebelumnya,” kata Nuria kepada padangmedia.com, Jumat (26/1).
Sementara, Uun (33), salah seorang warga Dusun Mapadegat juga mengeluhkan harga jual cengkeh di Mentawai. Tidak saja produksi tanaman cengkeh yang melorot turun. Sekarang harga cengkeh kering per kilonya hanya sekitar Rp80 ribu sampai Rp87 ribu untuk pasaran di wilayah Tuapeijat.
Harga cengkeh kering tahun sebelumnya mencapai Rp100 ribu sampai Rp120 ribu per kilonya. Ia heran dengan pasaran harga cengkeh. Seharusnya, produksi sedikit harga tinggi. Tapi faktanya, harga cengkeh kering per kilonya turun dratis.
Dikatakan, walaupun setiap kebun memiliki banyak batang cengkeh, namun tidak semua yang berbuah. Paling tinggi bisa mendapatkan hasil panen hanya berkisar 20 sampai 40 tekong setiap satu batang cengkeh.
“Penurunan ini terjadi sebagian besar disebabkan karena tanaman cengkeh banyak gagal berbuah. Selain itu, juga faktor alam. Situasi ini wajar terjadi,” kata Uun. (ers)
Komentar