AGAM – Petani tebu di Kecamatan Canduang Kabupaten Agam kini mulai memproduksi gula semut. Gula semut dinilai lebih menguntungkan bagi petani.
Camat Canduang, Indra, SSos, MAP Dt. Baradai Ameh, kepada padangmedia.com di Lubuk Basung, kemarin mengatakan, selama ini petani tebu hanya memproduksi saka (gula merah padat). Harga saka masih dikuasai pedagang. Gula semut lebih mahal harganya dari saka. Peluang pasarnya juga lebih luas.
“Peningkatan penghasilan petani tebu terus diupayakan bersama pihak Dinas Kehutanan dan Perkebunan Agam dan jajarannya,” ujarnya.
Dijelaskannya, Nagari Bukik Batabuah merupakan penghasil tebu utama di Canduang. Yang menggembirakan, walinagarinya sangat aktif untuk memotivasi warga meningkatkan perekonomian mereka.
Di tempat terpisah, Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan Agam, Ir. Yulnasri, MM, mengatakan, pihaknya kini berupaya meningkatkan nilai jual produk petani, termasuk petani tebu. Untuk itu, belum lama ini telah diberikan bantuan kepada petani tebu di Kecamatan Canduang, Ampek Koto, Matur dan Palembayan.
Bantuan antara lain pengadaan benih tebu unggul dan bantuan peralatan kerja, termasuk mesin mengolah tebu, dan modal usaha.
“Ke depan, kita akan berupaya saka dan gula sebut produk petani Agam memasuki pasaran swalayan,” ujarnya. (fajar)