AGAM- Pembatalan kemenangan SMPN 1 Kecamatan IV Koto Aur Malintang Kabupaten Padangpariaman dalam turnamen sepakbola memperingati Ulang Tahun ke 62 SMPN 1 Lubuk Basung, Kabupaten Agam menimbulkan kekecewaan. Kepala SMPN 1 Lubuk Basung mengeluarkan surat pembatalan kemenangan karena SMPN 1 IV Koto Aur Malintang memalsukan data pemain.
SMPN 1 Koto Aur Malintang menganggap pembatalan sepihak itu tidak benar dan tidak sportif. Jika memang ada pemalsuan data pemain mengapa tidak dibatalkan dari awal, tetapi justru ketika masuk babak final setelah mengalahkan tuan rumah (SMPN 1 Lubuk Basung, red). Lagipula, pihak SMPN 1 Koto Aur Malintang tidak merasa memalsukan data pemain.
Wakil Kepala SMPN 1 Koto Aur Malintang Zaitul Ikhlas mengungkapkan kekecewaannya atas keputusan tersebut. Kepala SMPN 1 Lubuk Basung melalui surat nomor 076/108.21.09/SMP.01/LL-2017 tertanggal 26 Februari 2016 menyatakan, membatalkan kemenangan SMP Negeri 1 Koto Aur Malintang masuk final. Alasannya, sekolah tersebut diduga telah memalsukan data pemain dan peserta tidak menyerahkan rapor asli kepada panitia penyelengara.
“Kami sangat kecewa atas tindakan ini, padahal sudah tiga kali mengikuti pertandingan dan masuk final. Mengapa kelengkapan persyaratan tidak dicek dan kalau tidak memenuhi persyaratan mengapa tidak ditolak atau tidak diikutsertakan dari awal,” katanya, Kamis (3/3).
Ia menduga, tuan rumah mencari-cari kesalahan setelah dikalahkan oleh tim SMPN 1 Koto Aur Malintang. Padahal dalam persyaratan disebutkan bahwa keputusan wasit tidak dapat diganggu gugat. Mungkin dengan trik seperti itu, tuan rumah bisa menganulir kemenangan SMPN 1 Koto Aur Malintang.
Syafruddin, guru SMPN 1 Koto Aur Malintang menambahkan, tindakan tersebut sama sekali tidak benar. Kalau ada dugaan pemalsuan identitas pemain, kenapa tidak dari awal dibatalkan. “Kenapa sudah berlaga tiga kali dan mau masuk final baru di batalkan? Ini kan tidak benar,” ujarnya kesal.
Ia meminta untuk dicek, kalau SMPN 1 Koto Aur Malintang memalsukan data pemain. Ia menduga, SMPN 1 Lubuk Basung sebagai tuan rumah tidak terima dikalahkan oleh timnya. Dengan alasan tidak menyerahkan rapor asli kepada panitia penyelenggara, lantas tuan rumah menuding pihaknya memalsukan data pemain.
“Ini tidak sportif,” timpalnya.
Hal senada juga disampaikan Irma Dewita, guru SMPN Negeri 1 IV Koto Aur Malintang. Menurutnya, SMPN 1 IV Koto Aur Malintang menang dari tuan rumah sesuai dengan ketentuan dan masuk ke babak final berhadapan dengan MTsN 2 Tanjung Mutiara. Ia menilai tindakan panitia tidak konsekwen karena tidak menerima kekalahan dan mengakui keunggulan tim lawan.
“Keluarga besar SMPN 1 IV Koto Aur Malintang tidak menerima keputusan kepala sekolah dan panitia yang tidak konsekwen. Kalau takut kalah, jangan undang sekolah kami karena memang tim kami lebih kuat dibanding tim tuan rumah,” ujarnya kecewa.
Terpisah, Kepala SMPN 1 Lubuk Basung, Imwarizal, mengakui memang telah mengirim surat pembatalan kemenangan tersebut. Ia menyebutkan alasannya adalah SMPN 1 IV Koto Aur Malintang tidak melengkapi persyaratan yang ditentukan panitia.
“Dari 7 pemain, ada rapornya belum ditandatangani kepala sekolah dan 4 pemain lainnya tidak sesuai dengan data yang sesungguhnya,” kata Imwarizal menerangkan sebab pembatalan. (fajar)