PADANG – Membaiknya konsumsi rumahtangga dan belanja pemerintah mendorong perekonomian Sumatera Barat pada triwulan II tumbuh dari triwulan sebelumnya. Pada triwulan I, pertumbuhan ekonomi Sumatera Barat sebesar 5,49 persen (year of year/ yoy) sedangkan pada triwulan II naik 0,29 persen menjadi 5,78 persen (yoy).
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Barat Puji Atmoko menyebutkan, peningkatan pertumbuhan ekonomi (PE) Sumatera Barat pada periode ini sejalan pula dengan pergerakan nasional.
“Selain itu, PE Sumatera Barat tercatat sebagai pertumbuhan tertinggi di kawasan Sumatera sejak triwulan IV tahun 2015,” terangnya melalui siaran pers, Rabu (31/8).
Sumber pertumbuhan menurutnya terutama berasal dari kegiatan konsumsi yang berhubungan dengan perayaan lebaran dan liburan sekolah. Meningkatnya permintaan dalam rangka perayaan lebaran dan liburan sekolah yang didukung oleh membaiknya pendapatan masyarakat pasca perbaikan harga komoditas dan tambahan pendapatan menjelang lebaran mendorong konsumsi masyarakat.
“Selain itu, penyelesaian proses lelang dan mulai beroperasionalnya sejumlah proyek ikut mendorong belanja pemerintah,” ujarnya.
Lebih jauh menurutnya, perekonomian Sumatera Barat diproyeksikan tumbuh di kisaran 5,7 persen – 6,1 persen (yoy) pada triwulan IV 2016, lebih tinggi dibandingkan prakiraan pertumbuhan ekonomi triwulan III 2016 sebesar 5,6 persen – 6,0 persen (yoy).
Dari sisi permintaan, konsumsi rumahtangga masih menjadi penopang utama dan diperkirakan akan meningkat dipicu oleh multiplier effect yang ditimbulkan oleh peningkatan realisasi berbagai proyek serta adanya siklus liburan akhir tahun dan perayaan tahun baru. Investasi diperkirakan mulai meningkat dengan penggerak utama dari sisi belanja modal pemerintah.
Secara keseluruhan tahun, pertumbuhan ekonomi Sumbar tahun 2016 diperkirakan meningkat pada kisaran 5,6 persen – 6,0 persen (yoy), dibandingkan pertumbuhan tahun 2015 5,41 persen (yoy). Pertumbuhan ekonomi tahun 2016 diprakirakan ditopang oleh perbaikan kinerja konsumsi rumahtangga, konsumsi pemerintah dan investasi pada sisi permintaan serta peningkatan kinerja lapangan usaha perdagangan, lapangan usaha industri pengolahan dan lapangan usaha transportasi pada sisi penawaran. (feb/*)