LOMBOK – Pers harus punya andil dalam membangun dan menguatkan identitas budaya bangsa dengan informasi dan publikasi yang dapat membawa dampak besar terhadap publik agar tetap dilestarikan.
Anggota Dewan Pers I Made Ray Karuna Wijaya menyampaikan hal itu dalam Foccus Group Discusion (FGD) delapan bupati dan walikota penerima Anugerah Budaya PWI Award di Hotel Lombok Raya, Minggu (7/2). Ia menyatakan tidak menutup mata bahwa sangat sedikit media yang konsisten dalam mewartakan kebudayaan serta mempunyai ruang public terhadap pengembangan budaya.
“Semestinya ini harus menjadi perhatian media pula, terlebih budaya lokal atau daerah adalah identitas bangsa ini” jelasnya pada FGD yang dimoderatori jurnalis budaya Yusuf Susilo Hartono dan dihadiri oleh Ketua Umum Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Margiono dan Sekjen Hendri Ch Bangun itu.
Pemerintah daerah, semestinya harus pula memanfaatkan industri pers dan media yang konsisten dalam mempromosikan serta ikut mencerdaskan dalam pengembangan budaya daerahnya. Ia sangat mengapresiasi prakarsa PWI dalam memberikan penghargaan kepada delapan bupati dan walikota yang dianggap dapat mengangkat dan melestarikan budaya daerah masing-masing.
“ Diharapkan ke delapan kepala daerah ini dapat menularkan upayanya kepada daerah lain dengan potensi yang ada di daerahnya agar bangsa ini semakin memperbanyak potensi budaya yang dapat dijadikan komitmen dalam mejalankan pembangunan daerah,” harapnya.
FGD tersebut didahului dengan pemaparan oleh delapan bupati dan walikota penerima anugerah budaya PWI Award mengenai upaya yang dilakukan dalam meningkatkan pembangunan kebudayaan di daerahnya masing- masing. Bagaimana kiat serta komitmen membangun kearifan lokal dalam mempertahankan budaya guna kesejahteraan masyarakat.
Delapan bupati dan walikota penerima anugerah PWI Award dalam peringatan Hari Pers Nasional (HPN) 2016 itu adalah Ali Yusuf (walikota sawahlunto- Sumatra Barat), Mochamad Ridwan Kamil (Walikota Bandung-Jawa Barat), Dedi Mulyadi (Bupati Purwakarta-Jabar), Hugua (Bupati Wakatobi-Sulawesi Tenggara), Wilhelmus Foni (Plt Bupati Belu- NTT) Enthus Susmono (Bupati Tegal- Jawa Tengah), Abdullah Azwar Anas (Bupati Banyuwangi-Jawa Timur) dan Jimmy F.Eman (Walikota Tomohon-Sulawesi Utara). (tumpak)