PADANG- Perlambatan kinerja lapangan usaha (LU) utama seiring dengan daya saing yang relatif rendah menjadi tantangan yang perlu segera diatasi untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi dan berkualitas. Kontribusi LU pertanian dan LU Industri Pengolahan dalam tren menurun diikuti laju pertumbuhan yang melambat akibat produktivitas yang rendah.
Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sumatera Barat Christoveni mengungkapkan hal itu dalam pertemuan tahunan Bank Indonesia Sumatera Barat tahun 2023, Rabu (29/11/2023) malam. Veni menyebutkan, ada dua tantangan utama yang perlu segera diatasi untuk mendukung pertumbuhan ekonomi.
“Melihat perkembangan ekonomi Sumatera Barat selama beberapa tahun terakhir, setidaknya ada dua tantangan utama,” kata Veni.
Kedua, kata Veni, pemanfaatan investasi perlu dioptimalkan dalam menstimulus pertumbuhan ekonomi. Dia mengungkap, pertumbuhan ekonomi dan pangsa investasi Sumatera Barat berada di bawah level rata-rata provinsi lain di Sumatera.
“Dalam jangka panjang, untuk menjaga pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi dan berkelanjutan diperlukan peningkatan investasi yang lebih besar,” lanjutnya.
Sementara itu, prospek tahun 2024, Veni menerangkan Bank Indonesia optimistis pertumbuhan ekonomi Sumatera Barat dapat berada pada kisaran 4,63 persen – 5,43 persen year on year (yoy), meningkat jika dibandingkan tahun 2023. Meski demikian, sejumlah faktor penghambat baik di tingkat global maupun nasional tetap perlu diwaspadai.
Dari sisi risiko harga, inflasi Sumatera Barat tahun 2024 diprakirakan tetap terjaga pada kisaran 2,5 ± 1 persen (yoy). Terutama didukung oleh peningkatan produksi pertanian serta produktivitas barang dan jasa sejalan dengan terjaganya perekonomian domestik.
Menurutnya, inflasi ke depan tetap akan dihadapkan oleh berbagai risiko seperti kondisi cuaca dan menguatnya ketidakpastian kondisi global. Untuk itu, Bank Indonesia akan terus memperkuat respons kebijakan moneter serta koordinasinya dengan pemerintah guna memastikan inflasi tetap terkendali.
Mencermati prospek dan tantangan yang dihadapi, Veni menyebutkan, Bank Indonesia memberikan lima rekomendasi untuk menopang pertumbuhan ekonomi Sumatera Barat ke depan. Pertama, mengoptimalkan produktivitas pertanian yang merupakan tulang punggung perekonomian daerah.
“Intensifikasi pertanian perlu diutamakan, melalui penerapan teknologi pertanian modern dan praktek-praktek pertanian yang berkelanjutan, seperti pengolahan tanah yang lebih baik dan penggunaan benih unggul,” sarannya.
Selanjutnya, Bank Indonesia merekomendasikan pengembangan ekonomi kreatif dan pariwisata sedcara konsisten dan berkelanjutan demi menjaga momentum peningkatan kinerja pariwisata setelah Visit Beautiful West Sumatera (VBWS) 2023. Kemudian, mendorong realisasi investasi melalui pembentukan West Sumatera’s Investment Center untuk promosi investasi yang lebih efektif serta harmonisasi peraturan daerah.
Rekomendasi berikutnya adalah mengupayakan industrialisasi komoditas unggulan daerah yang memiliki potensi besar. Seperti kopi, kakao, kelapa, gambir, rempah-rempah serta hasil perikanan laut dan darat dan lainnya.
Terakhir, terus mengembangkan ekonomi berkelanjutan dan ekonomi digital melalui perluasan kanal pembayaran nontunai. Baik pada sektor swasta maupun transaksi pemerintah terutama di bidang pariwisata.
“Kuncinya adalah sinergi kebijakan antar otoritas terkait, sehingga tantangan yang semakin kompleks ke depan dapat dihadapi bersama untuk terus mendorong perekonomian yang berdaya tahan,” tandasnya.
Dalam pertemuan tahunan tersebut, Veni mengungkapkan ekonomi Sumatera Barat tumbuh sedikit melambat pada triwulan III tahun 2023 yaitu 4,30 persen (yoy) dibanding triwulan II sebesar 5,14 persen (yoy). Hal itu seiring normalisasi aktivitas masyarakat setelah hari besar keagamaan nasional sesuai siklusnya.
Namun demikian, pertumbuhan akumulatif hingga triwulan III 2023 mencapai 4,75 persen (ctc), meningkat dari 4,43 persen (ctc) tahun lalu. Kondisi ini mencerminkan bahwa perekonomian Sumatera Barat tetap tumbuh kuat pascapandemi Covid-19. Dia memperkirakan, secara keseluruhan tahun 2023 perekonomian Sumatera Barat dapat tumbuh pada kisaran 4,50 hingga 5,30 persen (yoy), lebih baik dari tahun sebelumnya yang sebesar 4,36 persen (yoy). F