PADANG – Perilaku kesehatan warga Sumatera Barat dinilai masih buruk dan perlu kesadaran pada tiap individu untuk segera merubahnya. Kondisi tersebut tidak terlepas dari budaya masyarakat Sumatera Barat yang mempunyai sifat suka mengkonsumi makanan yang enak- enak.
Perilaku kesehatan masyarakat Sumbar ini, kata Menteri Kesehatan RI, Nila Djuwita F Moeloek, berada pada level merah. Hal tersebut disampaikannya saat pertemuan koordinasi kesehatan Sumbar di Hotel Mercure, Kota Padang, Minggu (21/2) malam.
Disampaikan, saat ini belum ada pertimbangan terkait kesehatan bagi masyarakat dalam mengonsumsi makanan. Beraneka ragamnya jenis makanan termasuk makanan khas dan tradisional yang hanya ada di Sumbar memang menjadi faktor utama sulitnya masyarakat Sumbar menjaga kesehatannya, ujarnya.
Perlu kesadaran individu dan kerja sama banyak dengan pihak terkait, terutama untuk kembali mensosialisasian dan menyukseskan gerakan hidup sehat kepada masyarakat. Selain itu, terkait kualitas kesehatan di Sumbar juga dipengaruhi oleh tingkat kemiskinan yang berada di bawah rata-rata garis kemiskinan nasional (pada beberapa daerah kabupaten, red). Seperti tingkat kemiskinan yang ada di Kepulauan Mentawai.
“Contohnya saat seorang ibu akan melahirkan di daerah itu (Mentawai), masih membutuhkan perjuangan yang sangat sulit hingga dapat melakukan proses persalinan. Namun, untuk kondisi daerah Sumbar lainnya sudah mulai baik dan di atas garis kemiskinan,” terangnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Sumbar, Rosnini Savitri mengatakan, melalui koordinasi di setiap tingkat, tentu akan dapat diupayakan kegiatan-kegiatan yang menunjang kesehatan dengan cepat dan maksimal untuk masyarakat.
“Hal ini tentu kita butuhkan koordinasi mulai dari puskesmas se-Sumbar, Dinkes di 19 kabupaten/kota, Dinkes Sumbar dan pihak terkait lainnya untuk menginformasikan keadaan kesehatan di wilayah masing-masing,” ungkapnya. (baim)