PADANG- Perekonomian dunia saat ini dalam fase malambat. Pemulihan ekonomi global, pertumbuhan ekonomi dan emerging markets mengalami moderasi. Pertumbuhan ekonomi domestik juga melambat, meski menunjukkan arah perbaikan pada semester kedua 2015.
Perlambatan ekonomi ini kata Direktur Stabilitas Sistem Keuangan OJK Rendra Z Idris sebetulnya bukan hal yang harus ditakuti. Namun Indonesia memerlukan strategi.
“Indonesia juga dalam fase menurun, namun ini tidak perlu ditakuti. Karena memang fase global itu melambat,” kata Rendra dalam sosialisasi masterplan sektor jasa keuangan Indonesia di Padang, Sumatera Barat, Kamis (14/4).
Ia menegaskan, secara relatif Indonesia masih lebih baik dibandingkan dengan beberapa negara di dunia. Namun ke depan, beberapa langkah yang perlu disadari harus diambil dalam rangka mencapai pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi dan berkesinambungan.
“Perli strategi untuk membalikkan siklus perekonomian yang saat ini berada pada fase menurun menuju output potensial dan bahkan dapat mencapai output potensial baru yang lebih tinggi,” katanya.
Upaya tersebut, lanjutnya, bukan tidak mungkin dilakukan karena perekonomian Indonesia memiliki potensi yang besar. Potensi dan keunggulan yang dimiliki dapat menjadi nilai tambah dalam upaya mendorong pertumbuhan yang lebih tinggi.
Diantara potensi dan keunggulan tersebut adalah bonus demografi, terutama jumlah masyarakat kelas menengah, sumber daya alam yang melimpah dan letak geografis yang strategis dan memiliki prospek investasi yang cukup besar. Satu poin lagi yang menguntungkan dalam upaya tersebut adalah potensi sektor jasa keuangan syariah.
Menyoal masterplan sektor jasa keuangan, Rendra menjelaskan, tujuan dan arah dari pengembangan sektor jasa keuangan (SJK) adalah terwujudnya SJK yang stabil dan berkontribusi besar terhadap pertumbuhan ekonomi. Target yang ingin dicapai pada tahun 2019 nanti antara lain terwujudnya ekonomi nasional dengan produktifitas dan nilai tambah tinggi.
Kemudian mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkesinambungan serta ramah lingkungan. Target lainnya adalah tercapainya era digitalisasi sektor jasa keuangan.
“Arah pengembangan dalam masterplan SJK ini ada tiga yaitu kontributif, stabil dan inklusif,” ujarnya.
Arah kontributif menurutnya adalah mengoptimalkan peran SJK dalam mendukung percepatan pertumbuhan ekonomi nasional. Kemudian menjaga stabilitas sistim keuangan sebagai landasan bagi pembangunan berkelanjutan. Arah inklusif dimaksudkan untuk mewujudkan kemaandirian serta mendukung upaya peningkatan pemerataan dalam pembangunan.
Sosialisasi masterplan SJK ini di Padang diselenggarakan oleh Kantor Perwakilan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sumatera Barat. Dalam sosialisasi ini, juga akan dibentuk kepengurusan Forum Komunikasi Industri Jasa Keuangan (FK-IJK) Provinsi Sumatera Barat. Tujuannya adalah untuk penguatan SJK dalam memainkan peran mencapai pertumbuhan seperti yang ditargetkan dalam masterplan SJK tersebut. (feb)
Komentar