AGAM – Harga jual yang kian membaik membuat masyarakat Kabupaten Agam makin tertarik membudidayakan tanaman manggis. Selain itu, budi daya sawit yang kurang menguntungkan membuat petani sawit banyak beralih ke manggis.
Menyikapi kondisi tersebut, Pemerintah Kabupaten Agam berupaya menyediakan bibit tanaman manggis. Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Hortikultura dan Peternakan (Dipertahornak) Kabupaten Agam melalui Sekretaris Dinas, Ir. Arief Restu,M.Si kepada padangmedia.com, mengatakan, untuk tahap awal, Pemkab Agam akan menyediakan bibit tanaman manggis untuk memotivasi warga. Namun, penyediaan bibit masih dalam skala Program Agam menyemai, belum dalam skala program dinas.
“Kita menyediakan bibit tanaman manggis tahun ini hanya 6.000 batang. Bibit tersebut akan dibagikan untuk ditanam di pekarangan rumah, belum untuk dibudidayakan di kebun,” ujar Arief saat ditemui di ruangannya, Senin (23/5).
Dengan jumlah bibit demikian, setiap rumah akan mendapat jatah paling banyak 10 batang. Bila langsung dibagikan dalam jumlah banyak, takutnya kejadian lama terulang kembali. Dulu, tahun 1990-an, Pemkab Agam pernah mencoba mengembangkan tanaman manggis sekitar 500 hektare di salah satu kecamatan di daerah itu. Namun, hasilnya mengecewakan. Kala itu, harga jual buah manggis tidak sebagus saat ini.
Kala itu, buah manggis lebih banyak dijual di pasar tradisional. Kini, manggis merupakan komoditas ekspor dengan harga menggiurkan. Makanya, banyak warga, terutama pekebun tergiur menanam manggis.
Arief Restu tidak menepis, kalau tahun depan pihaknya akan memasukan pengadaan bibit manggis dalam daftar usulan program dinas.
“Bila masyarakat serius, tidak ada salahnya kita sediakan bibit manggis dalam program dinas. Yang penting, warga benar-benar ingin mengembangkan tanaman tersebut, bukan sekedar ikut-ikutan menanam, tetapi ikut memelihara, sehingga membuahkan hasil, seperti yang diharapkan,” ujarnya pula. (fajar)