TUAPEIJAT – Kelompok lanjut usia (lansia) di tengah masyarakat selama ini sering diabaikan. Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) lebih banyak ditujukan untuk balita. Sementara, Posyandu lansia jumlahnya masih sedikit dengan kegiatan yang juga tak terlalu banyak.
Ke depan, petugas kesehatan harus lebih memperhatikan Posyandu Lansia. Di Posyandu Lansia tersebut, petugas harus terus memantau status gizi dan intelegensia Lansia. Status gizi penting untuk menjaga kesehatan lansia karena kemampuan tubuhnya yang semakin menurun.
Sedangkan status intelegensia perlu terus dipantau setiap enam bulan sekali untuk mencegah dan mengurangi tingkat kepikunan pada lanjut usia. Caranya dengan memberikan metode pertanyaan.
Hal itu dikatakan Staf Seksi Gizi dan Kesga Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat, Sri Zildawati saat memberikan pelatihan supervisi fasilitatif status gizi lansia dan intelegensia di aula Bappeda Mentawai, Rabu (23/11).
“Kadang-kadang Lansia sering tidak diberdayakan. Kita hanya sibuk dengan Posyandu balita saja, sedangkan lansianya tidak pernah ter-cover. Padahal, sangat perlu memperhatian status gizi lansia, bukan kepada anak bayi saja,” katanya.
Sri Zildawati berharap, dengan dilakukannya pelatihan supervisi fasilitatif status gizi dan intelegensia lansia tersebut, diharapkan ke depan dapat diterapkan bagi lansia yang ada di wilayah Kabupaten Kepulauan Mentawai. Ia juga minta hasil pelatihan dapat diterapkan di 10 Puskesmas yang ada di Mentawa sehingga semua lansia di Mentawai dapat terukur gizinya dan intelegensianya. Juga agar lansia di Mentawai bisa terperhatikan dan tingkat kepikunan pun berkurang. (ers)