MENTAWAI – Pemerintahan Kabupaten Kepulauan Mentawai melalui Dinas Kesehatan Mentawai menyelenggarakan kegiatan pemeriksaan Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) dalam rangka deteksi dini kanker leher rahim dan tindak lanjut penanganan penderita IVA positif di kalangan masyarakat Bumi Sikerei.
Kegiatan tersebut dilaksanakan selama dua hari dan diberikan kesempatan bagi masyarakat Mentawai untuk melakukan pemeriksaan secara gratis. Kegiatan yang digelar itu mengusung tema “Ayo Implemetasikan 7 Pesan Sikerei untuk Sehatkan Nusantara”.
Kepala Dinas Kesehatan Mentawai, Lahmuddin Siregar kepada padangmedia.com, Rabu (22/3) mengatakan, pemeriksaan kanker jangan sampai terlambat. Kalau stadiumnya masih awal, masih bisa ditolong. Namun, kalau sudah stadium lanjut tanpa pemeriksaan awal, kebanyakan tak bisa tertolong hingga sering menimbulkan kematian.
Karena itu, kata Lahmuddin, Dinas Kesehatan Mentawai membuka program Penyakit Tidak Menular (PTM) karena PTM bisa mengakibatkan kematian kalau tidak dicegah dari dini. “Harapan kita di Puskesmas ada fasilitas untuk pemeriksaan dan pencegahan kanker leher rahim tersebut,” ujarnya.
Di katakan, program itu baru mulai di Kabupaten Kepulauan Mentawai. Sebelumnya, pihak Dinkes lebih banyak bergerak pada program penyakit menular. Namun, karena banyaknya PTM yang menimbulkan kematian seperti kanker, hipertensi, diabetes dan lainnya, maka sekarang Dinkes Mentawai juga serius apda program kegiatan PTM.
Adapun pemeriksaan atau deteksi dini kanker serviks dilakukan dari umur 30 sampai 50 tahun, karena kondisi tersebut rawan atau berpotensi besar mengalami penyakit kanker tersebut. Faktor penyebab bisa saja dari makanan, genetika dan sebagainya. “Semuanya itu kembali kepada Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS) dengan mengimplementasikan 7 Pesan Sikerei. Kalau sudah makan bergizi, sudah relatif sehat,” tukasnya.
Dari program Kementerian, kata Lahmuddin, sebenarnya sudah gencar dalam gerakan hidup sehat di masyarakat yang dikeluarkan dalam Intruksi Presiden (Inpres) nomor 1 tahun 2017 tentang Gerakan Masyarakat Hidup Sehat. Artinya, komitmen pemerintah bagaimana agar semua masyarakat melakukan kegiatan-kegiatan yang berbau kesehatan dalam bentuk komunitas, termasuk kegiatan pemeriksaan kanker leher rahim.
Dalam menciptakan PHBS, harus dilakukan di kalangan komunitas terlebih dahulu sebelum ditularkan kepada semua orang. Secara garis besar, katanya, orang sehat itu ada sekitar 70 persen dan 30 persen lagi orang sakit. Dari 30 persen itu, 15 persen mencari pengobatan sendiri dan sehat hanya 15 orang yang ditangani.
“Idealnya, pemerintah mengupayakan bagaimana menjaga orang sehat tetap sehat dan orang sakit menjadi sehat. Itulah program pemerintah dengan mengutamakan preventif, promotif dan akuratif dalam mengedukasi masyarakat tetap sehat,” tutupnya. (ers)