• TENTANG KAMI
  • REDAKSI
  • HUBUNGI KAMI
  • PEDOMAN MEDIA SIBER
Rabu, Maret 3, 2021
Padang Media
  • Beranda
  • Berita
    Penangkapan narkoba di Pessel. (MR)

    Satres Narkoba Polres Pessel Amankan Tiga Orang dan Sejumlah paket Narkoba

    Inflasi Sumbar Februari 2021. (BI Sumbar)

    Februari 2021, IHK Gabungan Sumbar Alami Deflasi

    Farida saat menjalani sidang dugaan penyerobotan lahan. (ist)

    Dituduh Serobot Lahan, Warga Malalo Divonis Bebas

    Kedatangan vaksin Sinovac Covid-19 tahap kelima, Selasa (2/3). (Kemenkes)

    Dalam Bentuk Bahan Baku, 10 Juta Vaksin Sinovac Sampai di Indonesia

    Jubir Satgas Covid-19 Prof Wiku

    Satgas Covid-19 Monitoring Strain Virus Baru, Pintu Masuk Diawasi

    Tenaga keaehatan penanganan Covid-19 (ilustrasi)

    Informasi Covid-19 di Sumbar: Penambahan Positif Masih Terjadi

    Jaga Wilayah Jelajah Harimau Sumatera, ICS Solsel Bentuk Sembilan Hutan Nagari

    Tim gabungan Pemko Sawahlunto melakukan eliminasi anjing liar. (Tumpak)

    Anjing Liar Resahkan Masyarakat, Pemko Sawahlunto Turunkan Tim Eliminasi

    Rapat bupati dan wabup Pessel dengan kepala OPD, Selasa (2/3/2021). (Zal)

    Kepemimpinan RA – Rudi Hilangkan Kesan Arogan, Pemkab Pessel Buka Kotak Saran

  • Daerah
    • Agam
    • Tanah Datar
    • Mentawai
    • Padang Panjang
    • Pasaman
    • Pesisir Selatan
    • Sumbar
  • Artikel
  • Feature
  • Nasional
  • Ekonomi
  • Hukrim
  • Kesehatan
  • Budaya
  • Inspirasi
  • Rantau
  • Pekanbaru
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Berita
    Penangkapan narkoba di Pessel. (MR)

    Satres Narkoba Polres Pessel Amankan Tiga Orang dan Sejumlah paket Narkoba

    Inflasi Sumbar Februari 2021. (BI Sumbar)

    Februari 2021, IHK Gabungan Sumbar Alami Deflasi

    Farida saat menjalani sidang dugaan penyerobotan lahan. (ist)

    Dituduh Serobot Lahan, Warga Malalo Divonis Bebas

    Kedatangan vaksin Sinovac Covid-19 tahap kelima, Selasa (2/3). (Kemenkes)

    Dalam Bentuk Bahan Baku, 10 Juta Vaksin Sinovac Sampai di Indonesia

    Jubir Satgas Covid-19 Prof Wiku

    Satgas Covid-19 Monitoring Strain Virus Baru, Pintu Masuk Diawasi

    Tenaga keaehatan penanganan Covid-19 (ilustrasi)

    Informasi Covid-19 di Sumbar: Penambahan Positif Masih Terjadi

    Jaga Wilayah Jelajah Harimau Sumatera, ICS Solsel Bentuk Sembilan Hutan Nagari

    Tim gabungan Pemko Sawahlunto melakukan eliminasi anjing liar. (Tumpak)

    Anjing Liar Resahkan Masyarakat, Pemko Sawahlunto Turunkan Tim Eliminasi

    Rapat bupati dan wabup Pessel dengan kepala OPD, Selasa (2/3/2021). (Zal)

    Kepemimpinan RA – Rudi Hilangkan Kesan Arogan, Pemkab Pessel Buka Kotak Saran

  • Daerah
    • Agam
    • Tanah Datar
    • Mentawai
    • Padang Panjang
    • Pasaman
    • Pesisir Selatan
    • Sumbar
  • Artikel
  • Feature
  • Nasional
  • Ekonomi
  • Hukrim
  • Kesehatan
  • Budaya
  • Inspirasi
  • Rantau
  • Pekanbaru
No Result
View All Result
Padang Media
No Result
View All Result

Penjual Makanan Keliling Santuni Puluhan Kucing Jalanan

Oleh : Nita Indrawati
Selasa, 20 Oktober 2020 | 23:57
0
Share on FacebookShare on TwitterShare What'sApp

Berita Lainnya

Puluhan Tahun Memprihatinkan, Kini Lapau One Jadi Rancak

Rumah Mode Zikrya Bertahan dalam Pandemi Covid 19

Dinyatakan Positif Covid-19, Melani: Jangan Egois, Ada Orang Lain di Sekitar Kita!

Beberapa waktu  lalu jagat perkucingan sempat dihebohkan karena  aksi seorang pemuda milenial di Bondowoso.  Setiap malam pulang bekerja dari sebuah kafe, si pemuda melakukan street feeding (memberi makan kucing jalanan) . Banyak komentar terhadap aksinya  dan menjadi viral di media sosial.

Namun tak semua hal bisa diviralkan. Karena tak semua orang pula memiliki media social. Begitulah yang dilakukan Upik  (40), seorang ibu penjual makanan keliling di Padang. Meski tak pernah viral, ia justru sudah melakukan aksi memberi makan kucing jalanan bilangan tahun. Ia tak peduli apakah mau viral atau tidak karena tak kenal media sosial. Ia juga tak pernah memikirkan apakah kegiatannya diketahui orang atau tidak. Baginya  kecintaan kepada kucing, tak perlu publikasi. Keikhlasan dan kecintaan dari hati untuk berbagi meski secuil ikan sisa, adalah kebahagiaan tiada tara.

Upik sangat peduli pada makhluk kesayangan Rasullullah ini. Entah kapan awalnya, ia sendiri lupa karena sudah lama sekali. Sejak masih dikontrakan lama, dikawasan  Purus itu  ia sudah berkeliling memberi makan kucing. Ia sempat pindah  beberapa waktu ke Lubuk Buaya dimana anak dan menantunya tinggal, namun tak bertahan lama. “Saya kepikiran dengan kucing-kucing disini. Meski disana saya juga memberi makan kucing, tapi saya kepikiran dengan mereka disini.. Siapa yang memberi makan mereka? Tentu mereka kelaparan. Akhirnya saya ngontrak lagi masih disekitar Purus, tak jauh dari kontrakan lama,” ungkapnya kepada padangmedia.com, Selasa (20/10/2020).

Ikatan batin Upik dengan kucing-kucing rawatannya, sangat kuat. Begitu mendengar lonceng sepeda Upik, mereka berlarian dari arah pertokoan menuju jalanan. Kawasan Purus, memang dipenuhi toko. Makanya Upik khawatir kalau kucing-kucing itu tidak makan.

Melihat penghasilan dan kehidupannya sehari-hari, Upik tak terbilang mampu. Ia berjualan keliling membawa makanan, kue-kue  dan lauk pauk  diwilayah Purus,  Veteran Dalam, Padang Pasir hingga kawasan Ujung Gurun.  Kue dan lauk pauk itu ia ambil dari  salah satu rumah makan di Purus, dijajakan ke rumah-rumah, toko  dan kampus di sekitar itu. Ia keluar rumah  dari  jam 10 pagi hingga sore.  Sambil lewat ia memberi makan kucing. Tetapi urusan makan kucing ini lebih fokus ia lakukan setelah sore hari.

Jika dihitung jumlah, menurut Upik ada puluhan kucing yang mendapat jatah makannya. Setiap sore, kucing-kucing  itu seolah menunggu kehadirannya. Begitu sampai pada titik-titik dimana ia biasa berhenti, Upik membunyikan lonceng sepedanya. Dari balik ruko entah dari mana sebelumnya, kucing itu berlari menghampirinya.

Ketika ditanya dari mana makanan itu ia peroleh, Upik hanya membalas dengan senyuman. Meski hidupnya  pas-pasan, namun untuk kebutuhan kucing tetap ia  sisihkan. Setidaknya setiap pagi, ia menyiapkan nasi dan ikan seadanya dalam kotak.  Makanan itu  sebagai persiapan saat ia berjualan menemukan kucing yang tidak terduga. Sementara rutinitas ketika sore setelah jualan, makanan untuk kucing ia ambil dari  sebuah rumah makan. “Siang  hari banyak orang makan di warung itu. Saya sudah minta sama pemilik warung kalau sisa-sisa makanannya  jangan dibuang. Karena mereka tahu untuk kucing, pelayannya sudah memisahkan  lauk dan nasi yang bagus dalam wadah. Bahkan kertas-kertas tisunya sudah disisihkan. Jadi saya tinggal membersihkan kalau-kalau ada tulang atau tisu sisa,” tuturnya.

Sehari, menurutnya ia bisa mendapatkan satu kantong besar sisa makanan yang bisa ia bagikan kepada puluhan kucing jalanan.  Sayangnya, ketika  virus Covid 19 melanda, ada aturan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB)  yang membuat warung tutup.  “Warung tempat saya biasa mengambil makanan  untuk dijual ikut tutup.. Begitu pula warung tempat mengambil makanan kucing, juga tutup. Beberapa hari saya bingung, mau memberi makan kucing dengan apa? “ keluhnya.

Meski tak tahu lagi harus memberikan apa pada kucing-kucing, ia berusaha menyisihkan  uang untuk dibelikan ikan. “Ikan direbus, saya campur dengan nasi. Tulangnya sudah disisihkan. Kadang ada anak saya dari Lubuk Buaya datang mengantar ikan untuk lauk yang seharusnya untuk saya makan, lauk itu saya paruh , saya berikan mereka,” tuturnya.

Diakui Upik, kondisi covid 19  berimbas pada kehidupannya. Sebelum Covid, sebenarnya kehidupan ekonominya juga  pas-pasan. Setelah covid apalagi dalam bulan Ramadhan, kesulitan mulai menderanya. Awal-awal Ramadhan itu terasa sangat berat. Baginya berpuasa, tak masalah. Namun bagaimana nasib kucing-kucing  dijalanan itu? “Saya memikirkan mereka setiap malam. Pernah sehari  saya tidak bisa memberi mereka apa-apa. Saya sedih sekali. Besoknya, saya  usaha  dengan berhutang pada teman . Saya malah dicemooh. Kata mereka, untuak awak sajo makan susah, kuciang lo yang bapikiakan. (red: untuk makan kita saja susah, kenapa mesti memikirkan kucing).  Tapi saya tidak peduli, “ katanya.

Gagal mendapat  pinjaman, sambil jalan menuju rumah  Upik berdoa mudah-mudahan ada warung buka untuk minta makanan sisa. Doa itu  sebenarnya mustahil.  Setelah ia pikirkan sekarang, aneh juga. Tapi karena galau, ia berdoa apa saja yang ia ingat agar bisa memberi makan  kucing.  Jelas mustahil karena dalam  bulan puasa siang hari, mana ada warung yang buka. Ia benar-benar galau. Dalam kegalauan itu, Upik  nyaris tertabrak mobil. Ia  kaget. Mobil itu menepi. Orang didalam mobil itu memanggilnya. Upik cemas, jangan-jangan ia akan dimaki karena berjalan kaki mengambil ruas kendaraan bermotor.

“Saya benar-benar cemas. Tapi saya sudah pasrah. Saya mendekat ke mobil itu. Tiba-tiba dari  jendela mobil, orang itu menyodorkan sekantong plastik besar. Terlihat ada beras.  Kemudian ia menyodorkan amplop berisi uang, Saya terpana. Sesaat saya linglung. Ketika orang  itu bicara, baru saya sadar. Saya tergagap. Untung saya sempat mengucapkan terimakasih sebelum mobil itu pergi,” tambahnya lagi.

Hingga hari ini Upik tak pernah tahu siapa orang yang memberinya sembako dan uang.  Yang ia yakini, Allah mengutus seseorang untuk membantu kesulitannya.

Setelah kejadian itu, Upik mengaku rezekinya seolah sudah diatur oleh Allah. Ada saja yang memberikan bantuan entah melalui tangan siapa, tapi sampai ke tangannya. Apalagi  penghujung Ramadhan banyak orang membayarkan zakat atau memberi bantuan berupa uang.  “Ada-ada saja rezekinya. Saya bisa memberi makan kucing meski tidak melalui warung. Saya  masak ikan di rumah dan saya bagikan kepada mereka  serba sedikit. Yang penting saya tidak berhenti memberi mereka makan. Pernah  saya coba belikan mereka makanan yang dijual di tempat khusus menjual makanan  kucing.  Ternyata  mereka suka. Sejak itu, saya sering memberi mereka makanan khusus kucing,” jelasnya.

Setelah  Pembatasan Sosial  mulai dibuka, satu persatu warung dan rumah makan mulai dibuka. Tetapi, kata Upik tidak seperti dulu.  Banyak orang membeli makanan dibawa pulang. Jadi  makanan sisanya tak banyak. Dipihak lain, Upik sudah mulai berjualan.  Hanya saja  yang ia tawarkan tidak berupa lauk pauk, tetapi lebih banyak  kue-kue kering seperti kue bawang, peyek, arai pinang dan lainnya yang tidak cepat basi.  Meski  tak sebanyak dulu, ia tetap bersyukur masih bisa mendapatkan uang untuk ia belikan makanan bagi kucing-kucing asuhannya.  “Alhamdulillah,  sampai hari ini saya masih bisa memberi makan mereka.  Mereka sudah ada rezekinya.  Kemaren ada kelompok pencinta kucing Padang  yang memberi makanan kering seperti pelet itu beberapa bungkus.  Sejak virus corona, kelompok itu sering mengirimkan makanan  kering, katanya sumbangan orang-orang. Bahkan pernah juga saya diberi obat-obatan untuk kucing-kucing  yang saya rawat,” jelasnya.

Diakui Upik, ia memang tak banyak tahu soal mengobati kucing-kucing. Pernah sekali waktu kucing yang ia kunjungi di jalan-jalan itu ada yang sakit. Kelihatan lesu dan kurang nafsu makan. Ia lalu menghubungi  seseorang dari kelompok pencinta kucing Padang dan meminta petunjuk. Kucing itu dibawanya pulang dan diberi perawatan intensif.

Sejauh ini, Upik memang tak memelihara kucing di rumah.  Karena rumah kontrakannya berada di pemukiman yang padat. Menurutnya, tetangga disana banyak yang tidak suka kucing. Pernah sekali waktu,  kucing asuhannya dalam kondisi hamil besar. Dibawanya pulang agar nanti melahirkan anak-anaknya bisa terawat dengan baik.  Rupanya ada salah satu tetangga yang menjahati induk kucingnya. Upik  terpaksa mengurungnya di rumah sampai ia melahirkan. Ketika  anak-anaknya sudah mulai besar, Upik  membebaskannya kembali. “Saya sebenarnya tidak tega. Tapi  membawanya ketempat kontrakan,  banyak resiko. Saya terpaksa mengembalikan lagi ke tempat asalnya. Saya tetap mengawasi  lebih ekstra,” katanya lagi.

 

Hingga hari ini pandemi virus covid 19 masih belum usai. Kota Padang termasuk zona merah yang mengharuskan warga tak banyak makan diluar. Upik memilih a memberi makan kucing-kucing dengan makanan pabrikan. Ada  saja  orang baik yang memberinya uang yang bisa ia belikan makanan kucing. Ia menyebut  beberapa nama dari kelompok pencinta kucing Padang  yang mensupportnya. “Syukurlah saya dipertemukan dengan kelompok pencinta kucing Padang. Ada Ibu Yuni, Ibu Ema, Ibu Dona, Ibu apa lagi ya,saya  tidak hafal semuanya. Mereka sering memberi saya petunjuk  kalau ada kucing sakit. Mereka juga mengirim makanan kucing. Saya yakin, bila kita berniat baik, akan ada jalannya. Meski saya bukan orang kaya, saya yakin, Allah akan mengutus orang-orang baik untuk membantu saya,” ungkapnya.

Upik benar. Kuncinya adalah keikhlasan. Tak perlu menunggu kaya bila niat ikhlas untuk berbagi.  (nita Indrawati).

print

Bagikan ini:

  • Klik untuk membagikan di Facebook(Membuka di jendela yang baru)
  • Klik untuk berbagi di Linkedln(Membuka di jendela yang baru)
  • Klik untuk berbagi di WhatsApp(Membuka di jendela yang baru)
  • Klik untuk berbagi pada Twitter(Membuka di jendela yang baru)
  • Klik untuk berbagi di Telegram(Membuka di jendela yang baru)

Menyukai ini:

Suka Memuat...

Terkait

Next Post
Operasi yustisi Prokes dalam rangka penegakan Perda AKB di Kota Payakumbuh. (Dok. Pemko Pyk)

Sembilan Hari Operasi Yustisi Prokes di Payakumbuh, 196 Orang Terjaring Razia

Komentar

  • TENTANG KAMI
  • REDAKSI
  • HUBUNGI KAMI
  • PEDOMAN MEDIA SIBER
ALAMAT REDAKSI
Jl. Legislatif No. 39 Komplek DPRD I Lapai Nanggalo, Padang
Email redaksi: redaksi.padangmedia@gmail.com
ALAMAT PERUSAHAAN
Jl. Kimia No. 10F Komplek PGRI Gunung Pangilun, Padang
email pemasaran: pdgmedia.biz@gmail.com

Diterbitkan di bawah PT Padang Media Press. Akta Notaris No. 03/10 Desember 2014 dan Keputusan Menkum HAM nomor: AHU-39754.40.10.2014. SIUP nomor: 0129/03.07/PK/SIUP/11/2015/ © 2007-2019 PT PADANG MEDIA PRESS Alright reserved

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Berita
  • Daerah
    • Agam
    • Tanah Datar
    • Mentawai
    • Padang Panjang
    • Pasaman
    • Pesisir Selatan
    • Sumbar
  • Artikel
  • Feature
  • Nasional
  • Ekonomi
  • Hukrim
  • Kesehatan
  • Budaya
  • Inspirasi
  • Rantau
  • Pekanbaru

Diterbitkan di bawah PT Padang Media Press. Akta Notaris No. 03/10 Desember 2014 dan Keputusan Menkum HAM nomor: AHU-39754.40.10.2014. SIUP nomor: 0129/03.07/PK/SIUP/11/2015/ © 2007-2019 PT PADANG MEDIA PRESS Alright reserved

Login to your account below

Forgotten Password?

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
%d blogger menyukai ini: