SAWAHLUNTO – Pekerjaan dam penahan ruas jalan nasional kelok ‘S’ menuju pusat Kota Sawahlunto terkesan lamban, karena sejak beberapa minggu terakhir tak nampak aktifitas pekerjaan.
Lambannya proyek di bawah koordinasi Balai Besar Pelaksana Jalan Wilayah III melalui Satuan Kerja (Satker) JKN II itu mengakibatkan jalan tersebut belum dapat dilewati mobil roda enam.
Longsor di jalan itu bermula dari curah hujan yang tinggi dari Sabtu (9/12/2017) lalu.
Terkait lambannya pekerjaan itu tak ditampik Kepala Badan Kesbang dan Penanggulangan Bencana Daerah kota Sawahlunto, Adriyusman. Namun, ia tak dapat berbuat banyak karena wewenang Badan Kesbang PBD hanya proses penanggulangan darurat pasca bencana longsor lalu.
“Itu pekerjaan proyek Balai Besar Pelaksana Jalan Wilayah III Sumbar-Bengkulu karena ruas jalan nasional, jadi silahkan kordinasi dengan Satuan Kerja (Satker). Atau, Dinas PU PR mungkin tahu pelaksanaannya,” jelas Adriyusman di kantornya, Jum’at (6/7).
Hal yang sama juga disampaikan Dede T, Kasi Jalan dan Jembatan Bidang Bina Marga PUPR Kota Sawahlunto. Pihaknya belum mendapatkan koordinasi dengan Satker maupun Balai Besar Pelaksana Jalan Wilayah III Sumbar terkait pekerjaan itu.
“Meski ini bukan wewenang kita, namun diupayakan untuk dapat berkoordinasi mengapa pekerjaan ini agak lamban,” jelas Dedi.
Ruas jalan nasional kelok “S” menuju pusat kota itu terban pasca longsor sepanjang 20 meter pada Sabtu (9/12/2017) lalu. Kondisi itu diperparah pada Juma’t (15/12/2017). Akibatnya, petugas terpaksa memberi marka pembatas jalan agar pengendara berhati-hati saat melintas. (tumpak)