
AGAM – Pengembangan ekonomi kreatif berbasis pemberdayaan masyarakat merupakan program unggulan RPJMD Pemerintah Kabupaten Agam lima tahun ke depan. Hal itu dikatakan Bupati Agam, Indra Catri saat rapat persiapan pencanangan Gerakan Pendidikan Pemberdayaan Perempuan Marjinal (GP3M) tahun 2016, di rumah dinas bupati, Senin (28/3).
Dalam kesempatan itu, ia mengatakan, untuk memenangkan sebuah kompetisi dalam konsep city branding, sebuah daerah harus memiliki ciri khas dan keunggulan yang tidak dimiliki oleh daerah lainnya. Dengan keunggulan tersebut, sebuah daerah dapat melakukan branding dengan menjual keunggulan dan keistimewaannya menjadi sebuah daya tarik atau brand image.
Misalnya, di Kecamatan Ampek Angkek, yang branding dengan produk-produk unggulannya sulaman tangan. Begitu juga dengan masyarakat Ampek Koto yang dikenal dengan kerajinan perak dan kuliner gulai itiak lado hijau.
“Di samping membranding, kita menginginkan masyarakat mampu berinovatif untuk melahirkan produk-produk baru yang sesuai dengan selera pasar dan perkembangan zaman, sehingga produk-produk yang dijual selalu laku dan diterima oleh selera konsumen,” jelas bupati.
Bupati menambahkan, persaingan dalam berdagang hal yang lumrah, namun subtansinya bagaimana produk-produk bisa laku di pasaran. Untuk mewujudkannya, dibutuhkan kejelian dan kelihaian dalam membaca kebutuhan konsumen serta bisa menciptakan kemasan produk yang lebih menarik dan memiliki ke khasan dari produk unggulan tersebut sehingga bisa bersaing dengan komoditor lainnya. (fajar)