PADANG- Kematian ibu dan bayi serta kasus gizi buruk harus menjadi prioritas penanganan masalah kesehatan di Sumatera Barat. Dinas Kesehatan provinsi dan kabupaten/ kota harus serius menghadapi persoalan tersebut, disamping masalah kesehatan lainnya yang juga perlu mendapat perhatian.
“Angka kematian ibu dan bayi di Sumatera Barat serta kasus gizi buruk masih ada dan ini membutuhkan perhatian serius. Dinas kesehatan harus menjadikan persoalan ini menjadi prioritas penanganan, disamping masalah kesehatan lainnya yang juga menuntut perhatian,” kata Wakil Gubernur Sumatera Barat Nasrul Abit dalam pembukaan Rapat Kordinasi Kesehatan se Sumatera Barat di Hotel Mercure, Padang, Minggu (21/2) malam.
Lebih jauh menurutnya, masih banyak kabupaten dan kota di Sumatera Barat yang perlu perhatian lebih di sektor kesehatan. Terutama di tiga daerah yang masih dikategorikan sebagai daerah tertinggal yaitu di Kepulauan Mentawai, Solok Selatan dan Pasaman Barat.
“Daerah – daerah itu harus mendapat perhatian serius oleh Dinas Kesehatan agar kualitas kesehatan masyarakat di daerah itu bisa membaik,” lanjutnya.
Nasrul Abit juga menyampaikan beberapa persoalan terkait sarana prasarana kesehatan. Saat ini tercatat sebanyak 268 Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) dan 53 rumah sakit tersebar di 19 kabupaten dan kota. Sarana pelayanan kesehatan ini harus benar-benar dioptimalkan dalam rangka memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Sementara RSUP M. Djamil Padang diharapkan juga memberikan pelayanan sesuai standar rumah sakit rujukan nasioal.
Rakor kesehatan Provinsi Sumatera Barat tersebut dibuka oleh Menteri Kesehatan Nila. F. Moeloek dan akan berlangsung selama dua hari. Rakor diikuti oleh seluruh kepala dinas kesehatan kabupaten dan kota se Sumatera Barat dan jajarannya, pimpinan rumah sakit dan Puskesmas serta pihak terkait lainnya. (baim)