Pemko Padangpanjang Data Kembali Olahraga Tradisional

padangpanjang

Kadis Porbudpar Padangpanjang, Sri Syahwitri. (isril)
Kadis Porbudpar Padangpanjang, Sri Syahwitri. (isril)

PADANGPANJANG – Kota Padangpanjang memiliki kekayaan dan keunikan seni budaya yang  beraneka ragam. Termasuk olahraga tradisional yang tumbuh dan berkembang di tengah masyarakat. Olahraga tradisional tersebut merupakan cikal bakal budaya yang harus dilestarikan secara berkelanjutan agar tidak mengalami kepunahan.

Pemerintah Kota Padangpanjang melalui Dinas Pemuda Olahraga Budaya dan Pariwisata (Porbudpar) saat ini tengah mengidentifikasi beragam olahraga tradisional yang masih ada di Kota Padangpanjang. Hal itu sebagai salah satu bentuk upaya melestarikan olahraga tradisional yang merupakan warisan leluhur Minangkabau.

“Jika kita lihat, banyak olahraga tradisional lokal yang saat ini hampir punah sebagai dampak dari perkembangan teknelogi. Harus ada langkah dan upaya untuk tetap melestarikannya. Saat ini, kami di Porbudpar terus mendata kembali potensi tradisional lokal untuk dikembangkan,” ungkap Kadis Porbudpar, Sri Syahwitri, Senin (29/2) saat ditemui padangmedia.com di Balaikota.

Selain mendata olahraga tradisional, Diporbudpar Padangpanjang juga akan melaksanakan event olahraga tradisional  se Kota Padangpanjang agar olahraga tradisonal dapat terus dilestarikan. Event yang akan diadakan sekaligus untuk menjaring bibit olahraga tradisional untuk diajukan ke cabang Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI).

“Apalagi saat ini masih banyak jenis olahraga tradisional yang mulai dilupakan masyarakat, khususnya para generasi muda. Ruang lingkup olahraga terbagi tiga pilar, yaitu olahraga pendidikan, olahraga prestasi dan olahraga rekreasi ataupun tradisional. Iilah yang menjadi dasar kita melaksanakan dan mengembangkan potensi yang ada. Tidak hanya olahraga prestasi, tapi juga olahraga rekreasi dan rencananya olahraga tradisonal segera akan realisasikan,” tambah Sri Syahwitri.

Mengenai jenis kesenian dan olahraga atau permaianan anak tradisional yang ditampilkan, berdasarkan keadaan di daerah masing-masing yang mungkin sudah pernah berkembang pada zamannya. Bahkan mungkin hampir punah tetapi ditampilkan dan diperkenalkan kembali kepada masyarakat pada event yang akan digelar. (isril)

print

BERITA TERKAIT

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *