AGAM – Antusias warga Agam untuk menanam manggis mendapat sambutan positif dari pemerintah daerah setempat. Pasalnya, di tahun 2016, Pemerintah Daerah Kabupaten Agam akan menyediakan bibit tanaman manggis untuk para petani manggis di daerah itu.
“Tahun ini kita akan menyediakan bibit tanaman manggis untuk warga yang membutuhkan. Bibit tersebut didatangkan dari Balitbu Sukarami, Solok,” kata Kepala Dipertahornak Agam melalui Sekretris Diperthornak, Ir. Arief Restu, MSi ketika dihubungi via ponselnya, Senin (8/2).
Keinginan warga Agam untuk menanam manggis didorong tidak menentunya harga jual sawit. Harga sawit yang sering jatuh sampai Rp400 per kg menyebabkan petani sawit ingin mencari tanaman alternatif yang lebih menguntungkan.
Keberhasilan petani manggis yang akrab disapa Mas, warga Batu Kambing, Kecamatan Ampek Nagari, juga merupakan motivasi bagi warga untuk menanam manggis.
Menurut Mas, manggis merupakan tanaman masa depan. Tanah dan suhu udara Kabupaten Agam cocok untuk tanaman manggis. Di sisi lain, perawatannya tidak sesulit dan semahal tanaman sawit. Sedangkan harga jual buahnya menjanjikan.
“Harga buah manggis super mencapai Rp28.000 per kg. Sedangkan buah berukuran kecil yang disebut ‘ampera’ Rp3.000 per kg,” ujarnya.
Harga seperti itu menguntungkan petani manggis. Lain dengan sawit yang harganya selalu menjengkelkan petani. Perawatannya membutuhkan biaya tinggi. Biaya panen yang dilakukan sekali 20 hari, juga tinggi.
“Saya berani mengatakan kalau manggis lebih menguntungkan daripada sawit, walau berbuah hanya dua kali setahun,” ujarnya ketika ditemui padangmedia.com di Batu Kambing. (fajar)