Pemilihan Putra-Putri Batik Minang Menghidupkan Seni Budaya

PADANG – Peneliti Unggulan Strategis Nasional (PUSN) dari Universitas Andalas (Unand) dan Universitas Negeri Padang (UNP) menggelar pemilihan Putrai- Putri Batik Minang, Kamis (20/9). Gelaran ini sekaligus menutup kegiatan pelatihan batik yang dilaksanakan di Rumah Batik Tanah Liek Hj. Wirda, Sawahan.

Ketua Pelaksana kegiatan, Toti Srimulyati mengungkapkan, rangkaian kegiatan batik tersebut adalah dalam rangka membangkitkan kembali motif-motif batik yang pernah ada di Ranah Minang. Sekaligus, membangun kembali rasa cinta generasi muda kepada batik.

“Rangkaian kegiatan ini, mulai dari pelatihan membatik sampai kepada pemilihan putra-putri batik Minang adalah dalam rangka membangkitkan kembali corak batik yang pernah ada di Ranah Minang sekaligus membangun kecintaan generasi terhadap batik,” ujarnya.

Kegiatan pelatihan membatik, menurut Toti diadakan di Rumah Batik Tanah Liek Hajjah Wirda di Sawahan, Padang Timur diikuti oleh 20 orang pembatik pemula. Pelatihan berjalan selama lebih kurang satu bulan dengan peserta dari berbagai daerah di Sumatera Barat.

Selanjutnya, digelar beberapa kegiatan di Pasar Seni dan Budaya Lantai 3 Pasar Raya Padang. Kegiatan yang digelar disini antara lain pameran batik, fashion show dan talk show dengan acara puncak pemilihan Putra-Putri Batik Minang.

Peneliti Universitas Andalas ini menambahkan, kegiatan itu bertemakan membangun pemuda – pemudi yang mencintai batik tradisional hasil karya budaya Sumatera Barat. Dia menyebutkan, banyak motif batik Ranah Minang yang telah mulai hilang sehingga perlu dihidupkan kembali.

Rektor Universitas Andalas Tafdil Husni dalam kesempatan itu menyebutkan, pihaknya bersama UNP telah melakukan riset selama lebih kurang tiga tahun. Dari hasil penelitian tersebut, ditemukan ratusan motif batik Minang dan sebagian diantaranya sudah mulai hilang.

“Unand bersama UNP telah melakukan riset selama tiga tahun dan menemukan sekitar 14o motif batik Ranah Minang. Sebagian diantaranya sudah tidak ditemukan lagi atau mulai langka,” ujarnya.

Dia berharap, dengan kegiatan itu dapat membangkitkan kembali corak dan motif batik yang pernah ada di Ranah Minang. Menurutnya, batik tidak sekedar kain atau pakaian, tetapi juga merupakan hasil karya seni yang bisa menjadi pengaya khazanah seni budaya Ranah Minang. (fdc)

print

BERITA TERKAIT

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

For security, use of Google's reCAPTCHA service is required which is subject to the Google Privacy Policy and Terms of Use.