Pemerintah Upayakan Pembebasan 4 WNI Lainnya

JAKARTA – Pemerintah Indonesia masih berusaha untuk membebaskan beberapa Warga Negara Indonesia (WNI) yang disandera oleh kelompok bersenjata Abu Sayyaf. Setelah 10 WNI dibebaskan, fokus pemerintah saat ini adalah membebaskan 4 WNI lainnya.

Hal itu diungkapkan Presiden Joko Widodo dalam keterangan persnya di hadapan wartawan sekitar pukul 18.15 WIB di Istana Bogor, Minggu 1 Mei 2016. Sebagaimana dilansir dari siaran pers Tim Komunikasi Presiden, Ari Dwipayana, turut mendampingi Presiden pada keterangan pers tersebut ialah Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Sekretaris Negara Pratikno dan Panglima TNI Gatot Nurmantyo.

Ke empat WNI tersebut disandera saat pembajakan kapal Tunda Henry dan kapal tongkang Cristi pada tanggal 15 April lalu.

“Saat ini, kita masih terus bekerja keras untuk pembebasan 4 ABK WNI yang lainnya,” tegasnya.

Sebagaimana diketahui sebelumnya, sepuluh anak buah kapal berkewarganegaraan Indonesia disandera oleh kelompok bersenjata Abu Sayyaf sejak 26 Maret 2016 lalu di Filipina. Presiden mengucapkan syukur atas bebasnya ke-10 WNI tersebut.

“Alhamdulillah, puji syukur kepada Allah SWT, akhirnya 10 ABK WNI yang disandera oleh kelompok bersenjata sejak tanggal 26 Maret 2016 yang lalu, saat ini telah dapat dibebaskan,” demikian Presiden Joko Widodo memulai keterangan persnya.

Adapun ke-10 WNI yang telah dibebaskan tersebut saat ini dalam keadaan baik dan diperkirakan kembali ke Jakarta sekitar tengah malam (Minggu, 1/5).

Presiden juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu usaha pembebasan ke-10 WNI tersebut. Dalam kesempatan tersebut, Presiden Joko Widodo juga secara khusus berterima kasih kepada pemerintah Filipina atas kerja sama yang baik.

“Oleh karena itu saya ingin menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada semua pihak, seluruh anak bangsa yang telah membantu proses upaya pembebasan ini, baik yang formal maupun yang informal. Ucapan terima kasih terutama juga saya tujukan kepada pemerintah Filipina, tanpa kerja sama yang baik upaya pembebasan tersebut tidak mungkin membuahkan hasil yang baik,” ujarnya.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi yang turut mendampingi Presiden dalam keterangan pers tersebut menyatakan bahwa upaya pembebasan ini melibatkan banyak pihak, tidak hanya pemerintah ke pemerintah, tapi juga jaringan-jaringan informal lainnya.

“Upaya pembebasan ini melibatkan banyak pihak, semua anak bangsa. Oleh karena itu kita sampaikan bahwa ini adalah diplomasi total yang tidak saja hanya terfokus pada diplomasi government to government, tapi juga melibatkan jaringan-jaringan informal yang semuanya dibuka untuk satu tujuan,” terang Retno.

Panglima TNI, Gatot Nurmantyo, kemudian menambahkan bahwa fokus utama dari operasi pembebasan ini ialah keselamatan para sandera. Dalam usaha pembebasan para sandera, TNI juga melakukan operasi intelijen di bawah koordinasi dari Kementerian Luar Negeri. (rin/*)

print

BERITA TERKAIT

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *