Pemerintah Pastikan Fasilitas Observasi WNI di Pulau Sebaru Lebih Baik

JAKARTA – Sebanyak 188 Warga Negara Indonesia (WNI) Anak Buah Kapal (ABK) kapal pesiar World Dream akan menjalani observasi di Pulau Sebaru, Kepulauan Seribu. Pemerintah RI memastikan, fasilitas observasil lebih baik dari Natuna.

Direktur Pengelolaan Logistik dan Peralatan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Rustian memastikan hal itu di hadapan awak media, Rabu (26/2/2020).

Dikutip dari siaran pers BNPB, pernah digunakan sebagai tempat rehabilitasi pecandu narkoba menjadi salah satu pertimbangan memilih Pulau Sebaru sebagai lokasi observasi WNI terkait virus corona (COVID-19/nCov).

“Pulau Sebaru pernah dipakai sebagai tempat rehabilitasi pecandu narkoba sehingga sudah ada infrastruktur pendukung,” kata Rustian.

Seluruh WNI yang diobservasi akan menempati bekas gedung rehabilitasi yang telah disulap menjadi ruang observasi. Hal ini dilakukan untuk berjaga-jaga terhadap ancaman virus corona.

“Pulau Sebaru ini adalah rumah. Jadi ada kamar-kamarnya bagus, fasilitasnya sudah lengkap dan jauh lebih bagus dari Natuna sebelumnya. Estimasi daya tampung sekitar 200 orang,” ungkap Rustian.

Untuk melancarkan proses observasi, dipersiapkan 760 orang personil dari TNI, BNPB, dan tim medis Kementerian Kesehatan di Pulau Sebaru.

“Mereka menyiapkan alat kesehatan, sanitasi, hingga dapur umum untuk menampung para WNI ABK yang diprediksi akan tiba pada Kamis (27/2/2020) sore,” imbuhnya.

Sebelumnya kepala BNPB Doni Monardo telah menyatakan bahwa BNPB siap mendukung pemulangan WNI terkait covid-19. Pernyataan itu disampaikan saat meninjau Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) dr. Soeharso di Pangkalan Angkatan Laut, Komando Armada II Kawasan Tengah, Surabaya, Kamis (20/2).

“BNPB siap mendukung opsi pemulangan WNI baik melalui laut maupun udara, sesuai keputusan yang akan dipilih Presiden Joko Widodo” kata Doni.

Menurut Juru Bicara Kepresidenan RI, Fadjroel Rachman, sebanyak 188 orang WNI dijemput KRI dr. Soeharso dari kapal pesiar World Dream. Titik temu (rendezvous) ke dua kapal di Teluk Durian pada hari ini.

Proses evakuasi kemanusiaan dari kapal ke kapal ini akan berlangsung beberapa jam. Selanjutnya KRI Dr. Soeharso menuju pulau transit observasi, Pulau Sebaru.

Transit observasi bagi WNI minimal berlangsung 14 hari di bawah pengawasan Kemenkes RI sesuai protokol WHO.

Perlakuan terhadap WNI berlaku sama baiknya mulai dari yang di Provinsi Hubei, kapal Diamond Princess, maupun yang berada kapal World Dream.

“Tidak ada seorang pun yang akan ditinggalkan pemerintah. Itu keputusan politik yang sudah diambil oleh Presiden Joko Widodo,” ujar Fadjroel. */fdc

print

BERITA TERKAIT

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *