
LOMBOK – Pemerintah pusat menganggarkan bantuan sebesar Rp50 juta untuk tiap kepala keluarga korban gempa Lombok yang rumahnya rusak berat. Mulai Selasa (14/8), bantuan perbaikan rumah akan disalurkan secara bertahap.
Dalam membangun kembali, masyarakat di sana diminta membangun dengan teknologi rumah tahan gempa.
Hal itu disampaikan Presiden saat bertemu dengan para pengungsi yang berada di lapangan Kantor Bupati Lombok Utara, Senin (13/8) malam. “Membangunnya nanti akan diawasi oleh Pak Gubernur kemudian akan diberikan bimbingan oleh Pak Menteri PU. Nanti membangunnya harus rumah yang tahan gempa. Namanya sistem RISHA. Jadi, kalau ada gempa itu tidak goyah,” kata Presiden.
Menurut Presiden, ia diberi tahu bahwa tahun 1979 dulu pernah gempa (besar) di sana sehingga rumah-rumah nanti harus mulai dibangun rumah yang tahan gempa sehingga kalau ada apa-apa rumah kita tetap bisa berdiri kokoh.
Sebelumnya, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat memperkenalkan teknologi yang dinamakan RISHA (Rumah Instan Sederhana Sehat) yang memiliki keunggulan salah satunya ialah tahan terhadap goncangan gempa.
Pembangunan rumah dengan menerapkan teknologi RISHA telah dilakukan di Aceh sebanyak kurang lebih 10 ribu unit setelah bencana tsunami melanda. Salah satu keunggulan yang didapat dari teknologi ini ialah sifatnya yang fleksibel sehingga mampu menahan goncangan gempa.
RISHA merupakan rumah dengan konsep knock down, dimana proses pembangunannya tidak membutuhkan semen dan bata, melainkan dengan menggabungkan panel-panel beton dengan baut. Dengan itu, pembangunan rumah ini dapat diselesaikan dengan waktu jauh lebih cepat.
Kementerian PUPR menuliskan, setelah melalui proses pengembangan sejak 2004, teknologi pembangunan rumah ini telah memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI). Hingga kini, RISHA telah didirikan di lebih dari 60 wilayah di Indonesia dengan jumlah mencapai ratusan ribu unit. (rin/*)