MENTAWAI – Dinas Perhubungan Kabupaten Kepulauan Mentawai bersama tim Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) melakukan sosialisasi pengadaan pengembangan Bandar Udara (Bandara) Rokot Sipora Kabupaten Kepulauan Mentawai.
Sekretaris Dinas Perhubungan Mentawai, Akas Sikatsila mengatakan, untuk pengembangan Bandara Rokot Sipora dibutuhkan tanah seluas 43 hektar dan dana pembebasan lahannya sebanyak Rp5 miliar.
“Nanti dari hasil penilaian tim di lapangan bisa saja anggaran pembebasan lahan pengembangan Bandara Rokot itu bertambah,” kata Akas, Rabu (29/8).
Dikatakan, pembebasan lahan pengembangan Bandara Rokot Sipora masih berjalan beberapa tahap yaitu perencanaan, persiapan, pelaksanaan pengadaan tanah dan yang terakhirnya penyerahan hasil dalam bentuk pemberian sertifikat tanah kepada pemilik lahan.
“Untuk saat ini masih dilakukan 3 tahap yaitu pelaksanaan pengadaan tanah yang dilakukan tim dari BPN Provinsi, sekarang sedang dilakukan pendataan langsung ke lokasi pemilik lahan yang berada di Bandara Rokot Sipora,” terangnya.
Akas menjelaskan, pembebasan lahan yang dilakukan BPN merangkup pengukuran tanah serta menghitung tanaman milik 2 kaum yaitu Saleleubaja dan Katiritoinan yang berada di lokasi rencana pengembangan Bandara Rokot Sipora.
Prinsipnya, lanjut Akas, pembebasan lahan pengembangan Bandara Rokot Sipora itu prosesnya yang belum duduk, namun sedang berlangsung dilaksanakan.
Lebih lanjut Akas Sikatsila mengatakan, Pemkab Mentawai melalui Dinas Perhubungan dalam rangka perluasan bandara, pembebasan lahan diatas 10 hektar itu sebenarnya tanggung jawab provinsi, karena tim sudah dibentuk, maka pengadaan tanah dibebankan kepada pemerintah daerah untuk menyiapkan anggarannya.
Langkah yang sudah dilakukan saat ini, kata Akas, melakukan sosialisasi pengadaan lahan pengembangan Bandara Rokot Sipora bersama pemilik tanah dan selanjutnya akan dilakukan pendataan lapangan untuk mencocokan data awal pendataan.
Ia menambahkan, tujuan sosialisasi ini untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat terkait proses pengadaan pembebasan lahan, sehingga pada tahap akhir tidak ada terjadi masalah.
“Diharapkan proses pengadaan lahan Bandara Rokot, kalau tidak ada aral melintang tahun ini bisa rampung,” tukasnya. (Ers)
Komentar