PADANG – Seorang pemandu wisata, Riko (35) menemukan sebanyak 10 buah mortir saat mengantarkan pelancong ke Pulau Sawo, sekitar 3 kilometer (2 mil) dari pantai Muaro Panjalinan, Koto Tangah Kota Padang, Senin (13/3). Mortir tersebut sempat disangka barang antik, namun karena curiga, akhirnya temuan itu dilaporkan ke Polsek Koto Tangah.
Tim Penjinak Bom Sat Brimob Polda Sumbar, Kamis (16/3) siang berangkat ke Pulau Sawo menggunakan perahu nelayan untuk mengamankan bahan peledak tersebut. Polisi menduga, mortir tersebut merupakan sisa-sisa latihan militer sekitar tahun 1980-an lalu.
Riko menceritakan, awal penemuan mortir tersebut ketika dia mengantarkan pelancong untuk berwisata ke Pulau Sawo pada hari Senin lalu. Sampai di pulau, dia berjalan sendiri mengitari pulau lalu menemukan satu buah mortir yang dikiranya barang antik.
“Mulanya menemukan satu buah, kemudian menemukan yang lainnya sehingga berjumlah 10 buah. Saya kira barang antik dan sempat berniat hendak menjual,” katanya.
Namun, seorang teman merasa curiga dengan benda tersebut. Akhirnya Riko melaporkan temuannya ke Polsek Koto Tangah.
Mendapat laporan, Tim Penjinak Bom Sat Brimob Polda Sumbar lalu mendatangi pulau tersebut menggunakan perahu nelayan. Polisi lalu mengamankan 10 mortir itu yang terdiri dari 1 mortir panjang dan 9 mortir kecil.
Polisi menduga, mortir tersebut adalah sisa-sisa latihan TNI pada tahun 80-an lalu. Pada masa itu, latihan memang dilakukan di pulau-pulau yang tidak berpenghuni, salah satunya adalah Pulau Sawo. Saat ini, Pulau Sawo yang memiliki luas sekitar 1 hektar itu sudah menjadi tempat wisata.
Setelah dimasukkan ke dalam peralatan pengaman yag sudah disiapkan, mortir-mortir temuan itu lalu dibawa ke Markas Brimob Polda Sumbar. (feb)