Pedagang Pindahan Depan RSUD Lubuk Basung Mengeluh

Para PKL sedang memasang tenda di tempat yang baru di kawasan Pasar Inpres Lubuk Basung. (fajar)
Para PKL sedang memasang tenda di tempat yang baru di kawasan Pasar Inpres Lubuk Basung. (fajar)

AGAM- Pedagang kaki lima di kawasan depan Pasar Inpres Padang Baru Lubuk Basung, pindahan dari depan RSUD Lubuk Basung mengeluh. Sejak dipindahkan, dagangan mereka jadi sepi pembeli. Kondisi ini diperparah lagi dengan tidak tersedianya aliran listrik dan lokasi berdagang yang terganggu parkir pada saat hari pasar.

Anton, pedagang makanan mengakui, sejak dipindahkan, omset penjualannya turun drastis. Sejak “dipaksa” pindah ke lokasi baru di depan Pasar Inpres, ia seperti memulai usaha dari nol lagi. Pedagang yang dipindahkan dari depan RSUD Lubuk Basung tersebut baru berjualan selama tiga hari.

“Dulu waktu masih di depan RSUD saya bisa mengantongi penjualan sampai Rp1,5 juta sehari. Sejak dipindahkan, malah modal yang habis terkuras untuk biaya hidup sehari-hari,” katanya, Jumat (8/4).

Parahnya, pada saat hari pasar di Pasar Inpres tersebut, kata Anton, pedagang tidak bisa memasang tenda untuk berdagang karena di lokasi itu banyak mobil  yang diparkir. Pedagang makanan pindahan tersebut hanya diperbolehkan berjualan pada sore hingga malam hari.

“Kalau hari pasar, kami tidak bisa memasang tenda karena banyak mobil parkir sehingga kami harus terlambat menggelar dagangan,” keluhnya lagi.

Dodi, warga sekitar pasar mengaku menyaksikan kondisi yang dikeluhkan pedagang tersebut. Menurutnya, para pedagang masih sepi pelanggan sejak mulai buka dagangan di lokasi itu.

“Memang sejak pindah ke pasar ini, para pedagang makanan itu terlihat masih sepi dari pelanggan,” katanya.

Kondisi itu dia anggap sudah biasa karena di tempat baru, pedagang harus mencari pelanggan baru lagi. Namun akan lebih baik rasanya jika pemerintah daerah juga ikut berpartisipasi mempromosikan agar pelanggan berdatangan untuk membeli.

Soal mobil yang menghalangi pedagang makanan tersebut pada saat hari pasar, pemerintah daerah hendaknya dapat memberikan solusi agar pedagang tidak terlambat berjualan. Dia menyebutkan, mobil yang terparkir pada hari pasar sebagian besar milik pedagang pasar.

Para pedagang juga berharap, pemerintah setempat hendaknya menyediakan listrik dan air demi kelancaran usaha mereka. Karena saat ini banyak para PKL hanya menumpang listrik ke kedai-kedai disekitar lokasi tersebut. (fajar)

print

BERITA TERKAIT

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *