Pasca Gempabumi Aceh, Pemerintah Prioritaskan Kegiatan Belajar Mengajar

PIDIE JAYA – Pasca gempabumi di Aceh, Rabu (7/12) lalu, kegiatan belajar mengajar merupakan prioritas. Proses belajar mengajar harus berjalan normal.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho, Selasa (20/12) menyampaikan, data BNPB ada 271 bangunan sekolah rusak dan 86 sekolah rusak berat. Klaster pendidikan telah melakukan verifikasi lapangan terhadap gedung sekolah di Kabupaten Pidie Jaya, Pidie dan Bireuen.

“Tim memprioritaskan 86 sekolah rusak, dan hari ini (20/12) sudah diverifikasi 13 lokasi. Verifikasi dilakukan Oleh Kementerian PU PERA, Kemendikbud, BPKP, BNPB dan dinas terkait,” kata Sutopo.

Kegiatan belajar mengajar akan dimulai pada 3 Januari 2017. Sekolah akan tetap berjalan seperti biasanya dengan menggunakan tenda. Pembersihan diharapkan akhir Desember 2016 sudah selesai. 86 sekolah yang menjadi awal dan sudah ada indikasi merah dan kami prioritaskan.

“Akhir Januari kami targetkan sekolah sudah menggunakan bangunan sekolah darurat/sementara, dan sudah tidak ada lagi yang belajar di bawah tenda”, kata Danis H. Sumadilaga, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kementerian PUPR.

Pembangunan sekolah sementara, intinya kegiatan belajar mengajar tetap berjalan sebagaimana mestinya. Prinsipnya anak-anak sekolah dengan layak. Inspektur Utama BNPB Bintang Susmanto menyampaikan potret apa adanya, dan data yang rusak berat, sedang atau ringan.

“Tim auditor dari Inspektorat Utama BNPB datang ke Aceh mendampingi BPKP dalam melakukan audit lapangan. Serta melakukan verifikasi melalui data satu pintu dari BNPB” katanya.

Sekretaris Utama BNPB Dody Ruswandi mengatakan, dalam keadaan darurat semua kegiatan dilindungi oleh UU Nomor 24 tahun 2007.
“Jalankan saja yang sudah terverifikasi di 13 lokasi yang sudah ditentukan. Silakan bangun kelas darurat, namun tetap memenuhi syarat standar keamananan kegiatan belajar mengajar” ujarnya.

Dia meminta, update data dilakukan secara dinamis. Untuk memudahkan survei lapangan, dia meminta menggunakan data spasial BNPB.

Pemerintah mentargetkan pembangunan permanen sekolah selama 6 bulan pengerjaan dan bangunan keseluruhan sekolah ditargetkan akhir tahun 2017. Targetnya adalah pembangunan kembali semua bangunan yang rusak akibat gempabumi. Namun prioritas pertama adalah fasilitas umum, seperti sekolah, masjid, dan sebagainya. (feb/*)

print

BERITA TERKAIT

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *