Pasar Tergerus Corona, Indo Premier: Cicil Beli Saham Blue Chip

PADANG – Pada periode penyebaran virus corona COVID-19, ekonomi diprediksi akan tergerus sekitar -0,5 persen. Namun pada masa pemulihan, justru akan terjadi pertumbuhan sekitar +0,7 persen.

Elsa Juni Emilia, Marketing Officer PT Indo Premier Sekuritas cabang Padang mengungkapkan optimistis terhadap kondisi pasar. Meskipun saat ini diakui kondisi ekonomi global tengah diguncang wabah COVID-19.

“Kondisi saat ini memang ekonomi global sedang goyang karena penyebaran wabah COVID-19, namun kita masih optimistis pertumbuhan ke depan akan lebih baik,” kata Elsa dalam workshop wartawan bersama Bursa Efek Indonesia (BEI) Sumatera Barat, Jumat (13/3/2020) sore.

Elsa mendasari optimisme tersebut dengan beberapa analisis. Pertama, tahun ini sentimen domestik lebih baik karena bukan lagi tahun politik. Berbeda dengan tahun 2019 dimana Indonesia melaksanakan pemilihan umum (Pemilu) dan pemilihan presiden (Pilpres).

“Sentimen domestik tahun ini lebih baik karena bukan lagi tahun politik,” ungkapnya.

Selain itu, Elsa menyebutkan proyeksi pertumbuhan laba bersih tahun ini juga lebih tinggi dibanding tahun 2019. Konsensus pertumbuhan laba pada tahun lalu sebesar 5 persen sementara tahun ini diproyeksikan akan tumbuh 10 persen.

Hal lain yang mendasari optimisme pasar, menurut Elsa adalah proyeksi pertumbuhan ekonomi. Terutama didorong oleh investasi dimana porsi saat ini mencapai 32 persen dari Gross Domestic Product (GDP).

Sementara kondisi pasar saham berfluktuasi dan cenderung menurun saat ini, Elsa menyarankan investor saham melakukan aksi cicil beli. Membeli saham – saham blue chip yang sudah mengalami koreksi cukup dalam atau valuasi sudah murah bisa menjadi strategi untuk rencana investasi jangka panjang.

“Strategi yang bisa dilakukan adalah dengan mencicil beli saham – saham blue chip yang sudah mengalami koreksi cukup dalam atau valuasi sudah murah,” katanya.

Saham blue chip adalah saham dari perusahaan yang memiliki reputasi dari sisi kualitas, kemampuan dan kehandalan untuk beroperasi. Saham – saham kategori blue chip ini sangat menguntungkan dalam berbagai situasi ekonomi.

Elsa menambahkan, investor saham harus jeli melihat bahwa penurunan harga saham pada situasi tertentu bisa menjadi peluang meraup cuan. Saham – saham perusahaan yang kuat pada kondisi seperti saat ini tidak menguntungkan untuk trading jangka pendek, namun untuk investasi jangka panjang sangat menjanjikan.

Sementara itu, Kepala Perwakilan Bursa Efek Indonesia (BEI) Sumatera Barat Early Saputra dalam kesempatan itu menyebutkan, Indek Harga Saham Gabungan (IHSG) masih mengalami koreksi cukup dalam akibat dampak mewabahnya virus corona.

Untuk menjaga stabilitas pasar saham, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sudah mengeluarkan beberapa kebijakan. Salah satunya adalah kebijakan auto reject atas dan auto reject bawah untuk mengantisipasi kepanikan pasar.

Auto reject ini diberlakukan untuk mengantisipasi keadaan panic selling investor. Sehingga kenaikan dan penurunan harga saham dapat dikendalikan dalam situasi saat ini,” kata Early. (f)

print

BERITA TERKAIT

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

For security, use of Google's reCAPTCHA service is required which is subject to the Google Privacy Policy and Terms of Use.