Pariwisata Sumbar Harus Punya Konsep yang Jelas

Akademisi UNAND Sari Lenggogeni, Wakil Gubernur Sumbar Nasrul Abit dan BM Bank Mandiri Taufiq Amrullah dalam Diskusi Publik PWI Sumbar dengan tema potensi dan tantangan ekonomi Sumbar era MEA, Senin (29/2). (febry)
Akademisi UNAND Sari Lenggogeni, Wakil Gubernur Sumbar Nasrul Abit dan BM Bank Mandiri Taufiq Amrullah dalam Diskusi Publik PWI Sumbar dengan tema potensi dan tantangan ekonomi Sumbar era MEA, Senin (29/2). (febry)

PADANG- Pariwisata Sumatera Barat sangat potensial namun belum ada konsep yang jelas. Disamping itu, ego sektoral instansi pengelola juga menjadi kelemahan yang harus menjadi perhatian.

Hal itu diungkapkan Akademisi Universitas Andalas (Unand) Sari Lenggogeni dalam Diskusi Publik bertema potensi dan tantangan ekonomi Sumatera Barat di era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang digelar Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Sumatera Barat, Senin (29/2). Dalam diskusi yang dihadiri oleh Wakil Gubernur Sumatera Barat Nasrul Abit tersebut, Sari mengungkapkan banyak kelemahan yang harus diperbaiki jika ingin pariwisata menjadi sektor unggulan.

“Potensi pariwisata harus memiliki konsep yang jelas dan segmentasi yang jelas pula. Pemerintah dan pelaku pariwisata harus melakukan kajian segmen seperti apa yang akan dikembangkan dan pangsa pasar mana yang akan dibidik,” katanya.

Yang harus diketahui adalah bahwa tujuan orang berwisata adalah untuk mencari hiburan, kesenangan, kenyamanan. Namun, hiburan, kesenangan dan kenyamanan itu akan berbeda antara piknik yang dilakukan oleh orang per orang atau orang berwisata secara rombongan. Karakter market seperti ini harus menjadi kajian sehingga dalam konsep pengembangannya, pariwisata Sumatera Barat ke depan dapat memenuhi keinginan wisatawan yang ingin berkunjung.

Kemudian, katanya lagi, selama ini, SKPD di lingkup Pemprov dan Pemerintah kabupaten/ kota juga berjalan sendiri- sendiri. Disini terlihat ego sektoral masih menjadi pengganjal pengembangan pariwisata. Untuk menciptakan suasana nyaman dan aman, harus terjalin kerjasama lintas sektoral. Termasuk juga masyarakat lokal harus dilibatkan dalam pengembangan objek wisata sehingga tersinergi dan saling mendukung terciptanya lokasi wisata yang aman dan nyaman sehingga tujuan wisatawan untuk menghibur diri tercapai dan ingin kembali lagi di waktu yang lain.

“Hal-hal tersebut harus menjadi perhatian disamping pembangunan infrastruktur penunjang yang juga perlu digenjot. Semua harus terkonsep secara jelas, mulai dari sarana, kesiapan SDM sampai kepada karakter market harus dikaji jika ingin pariwisata di Sumatera Barat maju,” ujarnya.

Wakil Gubernur Sumatera Barat Nasrul Abit tidak memungkiri kelemahan itu memang terjadi selama ini. Namun ke depan, saran tersebut akan menjadi pertimbangan dalam menyusun konsep pariwisata yang lebih terarah dan terpadu baik lintas sektoral maupun dengan pemerintah kabupaten/ kota dan masyarakat. Para pakar pariwisata yang memiliki konsep-konsep pemikiran yang mendukung pun akan dirangkul dan dilibatkan dalam pengembangan pariwisata Sumatera Barat ke depan.

Sementara itu, sebuah BUMN  yang memiliki kantor perwakilan di Sumatera Barat, Bank Mandiri, berkomitmen mendorong pengembangan pariwisata daerah ini. Bank  ini menegaskan komitmen tersebut dan melihat potensi pariwisata sangan porspektif untuk memacu perekonomian masyarakat.

“Bank Mandiri berkomitmen dalam mendorong kemajuan pariwisata sebagai unggulan Sumatera Barat menghadapi MEA. Potensi pariwisata memiliki prospektif positif terhadap pergerakan ekonomi masyarakat,” kata Branch Manager Bank Mandiri Taufiq Amrullah yang menjadi sponsorship dalam diskusi publik tersebut.

Menurut Taufik, Bank Mandiri melihat perkembangan dunia kepariwisataan akan berdampak positif kepada sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Bank Mandiri sebagai salah satu bank penyalur Kredit Usaha Rakyat (KUR) akan mendorong percepatan pengembangan tersebut sehingga serapan dana KUR oleh masyarakat akan semakin meningkat.

Diskusi Publik yang dibuka oleh Ketua PWI Sumatera Barat Basril Basyar dan dimoderatori oleh Heranof Firdaus itu juga dihadiri oleh para praktisi pariwisata, mahasiswa dan beberapa orang pejabat di lingkup pemprov Sumatera Barat. Diharapkan, melalui diskusi ini, Sumatera Barat akan semakin siap dalam menghadapi tantangan ekonomi global MEA dan mampu menjadikannya sebagai peluang pertumbuhan ekonomi. (feb)

print

BERITA TERKAIT

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *