Pariwisata Boleh Maju, Kehidupan Beragama Harus Tetap Kuat

Walikota Sawahlunto Ali Yusuf dalam pertemuan dengan para Mubaligh dan Guru Agama yang ada di kota ini membahas penguatan benteng iman masyarakat dalam menghadapi pesatnya perkembangan pariwisata. (tumpak)
Walikota Sawahlunto Ali Yusuf dalam pertemuan dengan para Mubaligh dan Guru Agama yang ada di kota ini membahas penguatan benteng iman masyarakat dalam menghadapi pesatnya perkembangan pariwisata. (tumpak)

SAWAHLUNTO – Peran Mubaligh dalam memberikan pemahaman terhadap nilai – nilai keagamaan memperkuat keimanan umat sehingga mampu membentengi diri dari pengaruh budaya luar. Benteng keimanan umat Islam harus tetap kokoh di tengah pesatnya perkembangan pariwisata.

Hal ini disampaikan Walikota Sawahlunto Ali Yusuf pada acara pertemuan Mubaligh dan guru agama se Kota Sawahlunto di Masjid Babussalam Lubang Panjang Kecamatan Barangin, Senin (29/2). Pertemuan tersebut juga dihadiri oleh Wakil Walikota Ismed dan Ketua Lembaga Kerapatan Adat Alam Minangkabau (LKAAM) Kota Sawahlunto Adi Muaris serta para pejabat di lingkup Pemko Sawahlunto.

Ali Yusuf menekankan pentingnya peran para Mubaligh dan  guru Agama dalam membangun benteng yang kokoh kepada umat terutama generasi muda dalam pesatnya perkembangan zaman. Ia berharap peran dan tugas bersama ini juga sejalan dengan visi misi religius pada visi misi pemerintah menciptakan masyarakat produktif, mandiri, religius dan sejahtera, serta pemerintah yang melayani.

“Religius berarti mengarahkan perilaku masyarakat kepada kehidupan yang agamis dengan meningkatkan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa dan mengamalkan ajaran agama dalam kehidupan sehari-hari,” ujarnya.

Ia menambahkan, Gerakan Magrib mengaji yang kini makin terus disemarakkan serta meramaikan rumah ibadah dengan kegiatan peningkatan keimanan dan ketakwaan merupakan satu upaya dalam rangka membentengi masyarakat dari pengaruh budaya yang tidak sesuai dengan Agama dan adat. Meskipun saat ini Kota Sawahlunto tengah berupaya keras memajukan kepariwisataan, namun perkembangan pariwisata tidak harus membuat masyarakat terseret arus budaya asing yang tidak sesuai dengan tuntunan Agama.

“Pariwisata boleh maju dan berkembang pesat, namun masyarakat tidak boleh terseret ke dalam budaya yang menyimpang dari agama dan adat budaya sendiri,” tegasnya.

Dalam kesempatan itu, Ketua LKAAM Kota Sawahlunto Adi Muaris juga mengungkapkan keprihatinannya terhadap pengaruh aliran, budaya dan perilaku negatif yang berkembang saat ini. Paham atau aliran sesat serta budaya dan perilaku negatif tersebut sangat bertentangan dengan Agama Islam dan adat budaya yang bisa merusak generasi bangsa. (tumpak)

print

BERITA TERKAIT

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *