PADANG – Inflasi Sumatera Barat triwulan I tahun 2020 tercatat terkendali di tengah curah hujan tinggi dan mulai mewabahnya pandemi Covid-19.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia wilayah Sumatera Barat Wahyu Purnama A mengungkapkan, laju inflasi triwulan I tahun 2020 tercatat mencapai 2.09 persen (year on year/ yoy).
“Lebih tinggi dibandingkan dengan laju inflasi triwulan IV tahun 2019 yang sebesar 1,67 persen,” kata Wahyu melalui siaran pers terkait laporan perekonomian Sumatera Barat triwulan I 2020, Selasa (30/6/2020).
Dia merinci, berdasarkan kelompoknya, laju inflasi pada triwulan I 2020 didorong oleh inflasi kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 4,96 persen (yoy). Terutama disebabkan peningkatan harga komoditas cabai merah, bawang merah dan bawang putih akibat curah hujan yang tinggi serta wabah COVID-19 yang menghambat impor bawang putih.
Di sisi lain, laju inflasi triwulan I 2020 tertahan oleh deflasi pada kelompok transportasi sebesar 2,25 persen (yoy). Seiring dengan penurunan tarif angkutan udara karena berkurangnya permintaan akibat pembatasan kegiatan di tengah wabah COVID-19.
Dia menambahkan, tekanan inflasi pada triwulan II 2020 diprakirakan akan melambat dibandingkan dengan triwulan I 2020. Laju inflasi triwulan II 2020 diprakirakan akan lebih rendah dari realisasi triwulan I 2020 yang sebesar 2,09 persen (yoy) maupun triwulan II 2019 yang sebesar 3,61 persen (yoy).
Hal tersebut akibat dari penurunan permintaan masyarakat dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Sejalan dengan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang berimplikasi terhadap pembatasan operasional pelaku usaha dan pengurangan penghasilan pekerja.
Perlambatan laju inflasi secara umum disebabkan oleh menurunnya permintaan masyarakat pada HBKN lebaran Idul Fitri tahun 2020 dibandingkan dengan HBKN lebaran tahun-tahun sebelumnya. “Kebijakan PSBB termasuk larangan mudik diprakirakan akan menahan laju inflasi pada triwulan II 2020,” ujarnya.*
Komentar