PADANG – Festival Siti Nurbaya kembali digelar Pemerintah Kota Padang tahun ini. Diwarnai sejumlah tradisi anak nagari, festival ini akan berlangsung selama tiga hari sejak dibuka Jumat hingga Minggu (14-16 April 2017).
Salah satu permainan tradisi anak nagari yang mewarnai festival tersebut adalah “Pacu Lari Timpuruang Karambia” (lomba lari dengan kaki beralaskan batok kelapa). Lomba ini tergolong unik karena setiap peserta mengikuti lomba lari dengan mengenakan “sepatu” dari tempurung atau batok kelapa yang sudah dibelah. Peserta akan berlomba dengan panjang lintasan 100 meter.
Lomba ini dibagi dalam dua kategori yaitu kategori putra dan putri. Meski sepintas terlihat mudah, ternyata banyak peserta yang gagal sampai ke finish dengan sepatu batok kelapa masih utuh menempel di kaki. Bahkan, ada juga tempurung kelapa yang dikenakan pecah di tengah pertandingan. Tim juri hanya menilai peserta yang berhasil mencapai finish dengan sepatu batok kelapa tidak pernah lepas dari kaki.
Antusiasme peserta mengikuti lomba unik ini cukup besar. Sekitar 400 peserta dari 104 kelurahan yang ada di Kota Padang ambil bagian dalam lomba yang digelar di Pantai Padang, Sabtu (15/4) tersebut.
Kepala Dinas Pariwisata Kota Padang Medi Iswandi menuturkan, pihaknya sengaja mengisi rangkaian festival Siti Nurbaya dengan berbagai permainan tradisi anak nagari. Salah satunya adalah Pacu Lari Timpuruang Karambia.
“Melalui festival Siti Nurbaya, kami ingin mengenalkan kembali kepada generasi muda saat ini berbagai permainan tradisional yang pernah ada sehingga permainan tradisi anak nagari itu tidak sirna ditelan kemajuan zaman,” kata Medi.
Dia menyatakan, gelaran permainan anak nagari tersebut akan selalu mewarnai Festival Siti Nurbaya yang menjadi agenda tahunan Pemko Padang. (feb)