AGAM – Kepolisian Resort (Polres) Agam, Sumatera Barat melaksanakan operasi rutin Cipta Kondusif (Cipkon) dalam rangka menekan angka kecelakaan dan pelanggaran lalu-lintas di wilayah hukumnya. Saat operasi berlangsung, ratusan pelanggar dengan latar belakang profesi, baik Pegawai Negeri Sipil, Pelajar dan Warga Sipil terjaring operasi.
“Ini program dari pimpinan. Operasi ini rutin kami gelar karena itu adalah tugas kami. Banyak yang ditemukan tak memakai helm, tak ada SIM dan surat kelengkapan lainnya,” jelas Kasat Lantas Polres Agam, Iptu Julisman, SH kepada padangmedia.com, Minggu (15/1).
Dikatakan Julisman, hampir di setiap operasi yang digelar, banyak pengemudi kendaraan bermotor, terutama sepeda motor yang melarikan diri saat melihat petugas.
“Banyak pengendara yang lari saat melihat petugas. Tapi tak kami kejar, jangan sampai mereka celaka,” ujar Julisman yang akrab dengan para awak media ini.
Ia menjelaskan, operasi rutin Cipkon telah dimulai semenjak Rabu (11/1) yang tersebar di beberapa titik di jalan lintas Lubuk Basung – Bukttinggi, seperti di Muko-Muko, Pasar Rabaa dan Maninjau Kecamatan Tanjung Raya. Dalam operasi itu, pihaknya telah berhasil mengeluarkan surat tilang sebanyak 105 lembar dalam 3 hari penindakan.
“Titik razia berikutnya masih belum tau. Sebab, razia ini bersifat rahasia karena ada target-target tertentu, salah satunya karena banyaknya curanmor. Kita tunggu arahan dari pimpinan dulu,” ungkapnya.
Dijelaskannya, kesadaran dalam tertib dan disiplin berlalulintas diharapkan dapat terpatri dan menjadi salah satu hal yang dimiliki masyarakat guna menghindari sanksi atas pelanggaran yang dilakukan, maupun hal lainnya.
Menurutnya, jalan raya merupakan mesin pembunuh nomor satu. Penyebab kecelakaan disebabkan ketidakpatuhan atau tidak tertibnya para penguna jalan terhadap peraturan berlalu lintas, persamaan hak dan kewajiban hukum masyarakat di jalan raya sama, hukum tak memandang perbedaan dalam penindakan pelanggaran Lalu Lintas.
“Jangan ada darah berceceran lagi di jalan raya. Jadikan sebagai awal kebangkitan untuk mendisiplinkan diri, karena disipilin adalah kunci dari keselamatan dalam berlalu lintas, mulai dari diri sendiri,” ajak Julisman. (fajar)