OJK Sumbar Dukung FJPI  Perkuat Literasi Keuangan Perempuan

 

PADANG – Otoritas Jasa  Keuangan (OJK) Sumatera Barat mendukung Forum Jurnalis Perempuan Indonesia (FJPI) Sumatera  Barat untuk memperkuat literasi keuangan bagi kaum perempuan. Bagaimanapun, perempuan memerlukan  pengelolaan keuangan yang benar dan menerapkan secara benar dalam kehidupan sehari-hari’. Minimal kaum perempuan dapat memahami aspek-aspek dasar berkaitan dengan pengelolaan uang pribadi.

“OJK Sumatera Barat siap mendukung FJPI Sumbar untuk memperkuat literasi keuangan bagi kaum perempuan. Jika FJPI mempunyai program untuk membekali kaum perempuan sekaitan dengan pengelolaan keuangan kami akan memfasilitasi.  Ya, mungkin kita bisa menghadirkan orang-orang yang berkompeten dalam bidang keuangan,” ungkap Yusri, Pimpinan OJK Perwakilan Sumbar dalam dialog bersama FJPI, di ruang pertemuan OJK Sumbar Jalan Khatib Sulaiman,Padang, Rabu (24/11) sore.

Sebagai lembaga pengawas keuangan yang diamanahkan oleh negara untuk melakukan percepatan akses keuangan bagi masyarakat di daerah tentunya memiliki tanggung jawab memberikan edukasi terhadap masyarakat. Hal ini menurut Yusri  tidak mungkin bisa dilakukan OJK semata-mata. OJK memerlukan kemitraan dengan berbagai pihak.  salah satunya melalui Forum Jurnalis Perempuan Indonesia di Sumbar.

Berdasarkan data  survei  OJK pada tahun 2019, tingkat literasi keuangan masyarakat  baru mencapai 38 persen. Sementara tingkat inklusi keuangan sudah 78 persen. Apalagi dengan kemajuan teknologi yang sulit dibendung, masyarakat semakin mudah mengakses berbagai layanan jasa keuangan, . Dipihak lain,  pengetahuan masyarakat terkait lembaga keuangan sangatlah sedikit.

“Perkembangan teknologi begitu cepat, tak bisa kita hindari. Disisi lain kemajuan teknologi jelas memiliki resiko namun masih bisa dimitigasi. Kita berusaha melakukan edukasi terus menerus untuk meminimalisir resiko melalui program literasi keuangan. Melalui program ini, masyarakat diajak untuk lebih hati-hati dan cerdas mengelola dana mereka, mengatur kebutuhan dan menentukan skala prioritas penggunaan dana. Kami sangat terbantu bila FJPI ikut ambil bagian dalam program OJK,” ungkap Yusri yang didampingi Irawati Kepala Bagian IKNB, PM dan EPK serta Meidia  Venny Kepala Sub Bagian EPK  OJK Sumbar.

Ditambahkan Yusri, resiko terhadap perkembangan teknologi dalam dunia keuangan sebenarnya sudah diperkirakan. Minimnya pengetahuan disatu sisi dan pesatnya kemajuan teknologi di sisi lain membuat masyarakat terjebak dalam kekeliruan. Tanpa disadari, setiap hari masyarakat dihadapkan pada informasi-informasi yang  kadang keliru termasuk informasi terkait lembaga keuangan, pinjaman online misalnya. Selama ini masyarakat mengalami kesulitan untuk mengakses ke lembaga keuangan konvensional dengan sederet peraturan yang ketat. “Nah, tiba-tiba ada informasi yang memberikan mereka kemudahan dalam melakukan peminjaman. Bermodalkan KTP, tak cukup 24 jam, mereka,  dana sudah ada di rekening. Sayangnya, masyarakat tidak tahu bahwa mereka sudah terperangkap dalam tindakan illegal,” papar Yusri.

Menyinggung pinjaman online OJK  mengakui adanya jasa peminjaman berbasis online, yang berkembang pesat belakangan ini. Di Indonesia usaha pinjaman online yang terdaftar sebanyak 104, hampir seluruhnya  berpusat di Jakarta. Semua pinjol yang beroperasi secara legal, telah melalui proses memenuhi aturan dan ketetapan yang diatur oleh OJK. Bahkan OJK bersama Satuan Tugas Waspada Investasi (SWI) didukung  kepolisian dan pihak terkait lainnya terus melakukan pemantauan terhadap aktivitas mereka.

Bagi masyarakat  yang hendak mengetahui lembaga pinjol secara legal, dapat diakses melalui situs resmi OJK www.ojk.go.id/  “ Jika tidak terdaftar dalam situs OJK, artinya illegal. Jadi masyarakat harus berhati-hati. Meski SWI sudah memblokir ribuan platform pinjol illegal, tapi masih terus bertumbuh. Dan pengaduan terhadap tindakan pinjol illegal ini  setiap hari masuk ke OJK. Dalam tahun ini ada 241 pengaduan,” tuturnya.

Apakah pengaduan ini bisa ditindaklanjuti? “Serba salah. Pengaduan ini berasal dari lembaga illegal. Jadi kita tidak bisa ikut campur.  Sebaiknya laporkan ke polisi, kita bantu untuk memfasilitasi,” ujarnya.

Sebagai edukasi terhadap masyarakat, OJK  sebut Yusri melalui media  sering menginformasikan  ciri-ciri pinjol illegal. Atau memberikan tips terkait pinjaman online, atau juga mengenai trik melakukan pinjaman. Sebagai catatan Yusri, peminjaman sebaiknya dilakukan untuk usaha produktif.

Dialog yang dihadiri oleh sejumlah pengurus FJPI ini berlangsung hangat, Banyak hal yang ingin diketahui  para jurnalis perempuan, direspon dengan baik oleh OJK. Sebagai perempuan,  tak bisa dipungkiri sebagian besar kaum ibu berperan dalam pengendali keuangan rumah tangga. Namun masih banyak yang belum memiliki pemahaman yang benar. Terutama bagi kalangan perempuan di kalangan bawah  yang justru sangat  dimungkinkan bersentuhan dengan masalah keuangan.  FJPI siap menggelar pelatihan dalam dukungn OJK.

Disampikan Ketua FJPI Sumbar,  Nita Indrawati, FJPI  Sumbar siap dan sudah merencanakan program pelatihan atau pembekalan bagi kaum perempuan agar dapat hidup lebih sejahtera melalui pengelolaan uang yang benar.

Bahwa sebenarnya, menurut Nita, literasi keuangan itu sederhananya adalah pengetahuan atau kemampuan seseorang untuk mengelola keuangan. Sesungguhnya dalam kehidupan sehari-hari  seperti keputusan untuk menyimpan uang atau investasi jika dikelola dengan baik, akan besar manfaatnya. “Perempuan harus cerdas. Jangan tergiur dengan janji muluk-muluk atau mendapatkan uang dengan mudah. Banyak investasi bodong dengan iming-iming pengembalian uang dalam jumlah sekian kali lipat tanpa bersusah payah. Tapi akhirnya malah celaka. Sedihnya, yang terjebak kebanyakan kaum ibu. Atas kondisi inilah FJPI  Sumbar merencanakan program literasi keuangan agar kaum ibu memiliki wawasan yang luas dan pengetahuan yang benar,” ungkapnya.

Diakhir dialog, ketua FJPI Sumbar didampingi pengurus FJPI, Devi Diany, Ka Bati dan Yuke berkenan memberikan cenderamata berupa buku yang diterbitkan FJPI. Satu buku berjudul Jurnalis Perempuan Meliput Indonesia diterbitkan FJPI didukung PWI Pusat dalam rangka HPN 2019. Buku lainnya, Sosok Perempuan-Perempuan Tangguh yang Berjuang Tanpa Batas, diterbitkan oleh FJPI Sumbar tahun ini.  (nit/1598/Utama)

print

BERITA TERKAIT

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

For security, use of Google's reCAPTCHA service is required which is subject to the Google Privacy Policy and Terms of Use.