PADANG- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebut kinerja industri jasa keuangan (IJK) di Sumatera Barat tumbuh positif pada Juni 2023. Pertumbuhan itu diiringi dengan likuiditas yang memadai dan profil risiko yang terjaga dalam mendukung pertumbuhan ekonomi.
Pelaksanan Tugas (Plt) Kepala Perwakilan OJK Provinsi Sumatera Barat Untung Santoso melalui siaran pers yang diterima Kamis (24/8/2023) menyebutkan, aset perbankan tumbuh 4,39 persen year on year (yoy) dan kredit 6,29 persen yoy. Sementara Dana Pihak ketiga (DPK) terkontraksi sebesar 3,43 persen yoy.
“Penyaluran kredit untuk investasi tumbuh 9,00 persen yoy, konsumsi 5,93 persen yoy dan modal kerja 5,66 persen yoy. Risiko kredit masih terjaga dengan rasio Non Performing Loan (NPL) 2,01 persen dan Loan to Deposit Ratio (LDR) 125,46 persen yoy,” papar Untung.
Sementara itu, lanjutnya, kinerja perbankan syariah, terdapat peningkatan aset sebesar 17,62 persen yoy. DPK perbankan syariah meningkat sebesar 17,36 persen dan pembiayaan meningkat 23,86 persen yoy. Penyaluran pembiayaan untuk investasi tumbuh 21,84 persen yoy, konsumsi 24,45 persen dan modal kerja 23,33 persen yoy.
“Risiko pembiayaan (perbankan syariah) masih terjaga dengan rasio Non Performing Finance (NPF) 1,64 persen dan Finance to Deposit Ratio (FDR) 87,47 persen yoy,” terangnya.
Selanjutnya pada Bank Perkreditan Rakyat (BPR) dan BPR syariah, menurut Untung juga menunukkan kinerja yang baik. Aset BPR/BPRS tumbuh 7,46 persen yoy, DPK 4,41 persen, dan kredit atau pembiayaan 9,89 persen yoy. Penyaluran kredit BPR/BPRS untuk untuk investasi tumbuh 14,86 persen yoy, konsumsi 4,86 persen dan modal kerja 11,32 persen yoy. Risiko kredit masih terjaga dengan rasio NPL/ NPF 7,62 persen dan LDR/FDR 102,47 persen yoy.
Berikutnya, terkait pasar modal menurut Untung jumlah Single Investor Identification (SID) di Sumatera Barat terus mengalami peningkatan. Pada posisi Juni 2023 SID investor saham mencapai 68.225 investor, tumbuh 18,94 persen yoy. Total nilai transaksi sampai dengan bulan Juni 2023 adalah sebesar Rp5,12 triliun.
“Investor pasar modal Sumatera Barat didominasi usia 18 sampai dengan 25 tahun yang mencapai 39,03 persen kemudian usia 26 samai 30 tahun sebanyak 28,09 persen. Sedangkan usia 31 sampai 40 tahun sebanyak 20,44 persen dan 40 tahun ke atas sebanyak 11,54 persen,” ujarnya.
Namun menurutnya, untuk nilai aset didominasi oleh investor pada rentang usia 40 tahun ke atas yang sebesar Rp553,31 miliar. Kemudian usia 31 sampai 40 tahun sebesar Rp275,60 miliar, usia 26 sampai 30 tahun sebesar Rp90,06 miliar dan usia 18 sampai 25 tahun memiliki aset sebanyak Rp31,43 miliar.
Pada industri jasa keuangan nonbank khususnya perusahaan pembiayaan, Untung menyebutkan, pembiayaan yang disalurkan pada posisi Juni 2023 mengalami pertumbuhan 13,70 persen yoy. NPL mengalami perbaikan menjadi 2,77 persen dibanding posisi yang sama tahun lalu sebesar 2,91 persen.
“Sementara kinerja Lembaga Keuangan Mikro (LKM) yang juga mengalami pertumbuhan, asetnya mengalami peningkatan sebesar 1,61 persen yoy, namun pembiayaan masih terkontraksi 0,27 persen,” katanya.
Lebih jauh Untung mengungkapkan, pertumbuhan ekonomi di Provinsi Sumatera Barat menunjukkan kinerja yang positif. Hal itu menurutnya tercermin dari meningkatnya pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) triwulan II-2023 (yoy) sebesar 5,14 persen, dari sebesar 4,80 persen pada triwulan I-2023.
“Tekanan inflasi pada bulan Juli 2023 (yoy) turun menjadi 1,31 persen dari 2,95 persen pada triwulan pertama,” tandasnya. F
Komentar