Objek Wisata di Agam Disiapkan Untuk Libur Lebaran

Tarusan Kamang. (foto: wikipedia)
Tarusan Kamang, salah satu objek wisaata Kabupaten Agam yang dipersiapkan untuk libur lebaran mendatang. (foto: wikipedia)

AGAM – Untuk rekreasi keluarga, termasuk para perantau yang pulang ke kampung halamannya pada lebaran tahun ini, pemerintah kabupaten Agam telah mempersiapkan beberapa objek wisata andalan yang layak untuk dikunjungi. Antara lain Objek Wisata Bandar Mutiara, di Kecamatan Tanjung Mutiara, Ambun Tanai, Kecamatan Matur, dan Tarusan Kamang di Kecamatan Kamang Magek.

Di samping itu masih banyak objek wisata lainnya, yang pantas dikunjungi, karena cukup menarik, Objek dimaksud adalah Lawang Park, Puncak Lawang, Ambun Pagi, di Kecamatan Matur, Museum Rumah Kelahiran Buya Hamka, Taman Muko-Muko, di Kecamatan Tanjung Raya dan Pantai Pasia Tiku di Kecamatan Tanjung Mutiara.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Agam, Hadi Suryadi, Sabtu (18/6), menerangkan, pada seluruh objek tersebut telah dipersiapkan infrastruktur pendukung termasuk para pedagang dan masyarakat yang akan terlibat dalam pengelolaannya.

Kepada para pedagang telah disampaikan, agar tidak menjual barang dagangan mereka diatas harga jual yang wajar. Makanan dan minuman yang dijual harus bersih dan sehat. Lingkungan tempat berjualan mesti dijaga kebersihannya.

“Khusus kepada juru parkir agar tidak mengutip uang parkir melebihi ketentuan Perda. Bila melanggar aturan tersebut, akan dikenakan sanksi,”tuturnya.

Sementara di Kecamatan Malalak, juga ada beberapa objek wisata alam. Sayangnya belum tergarap dengan baik, sehingga kurang laik jual. Menurut Camat Malalak, Harmezi, untuk lebaran hanya dipersiapkan satu objek yang benar-benar menawan yaitu Objek Wisata Burai- Burai Langkui Indah, di Nagari Malalak Barat. Langkuik Indah memang sudah terkenal, banyak dikunjungi wisatawan domestik.

“Ke depan kami berharap pihak Dinas Budpar  Agam membantu membenahi burai-burai yang jumlahnya puluhan di Malalak agar bisa jadi destinasi wisata yang laik jual,”ungkapnya.

Burai-burai adalah sebutan warga Malalak terhadap air terjun. Di kecamatan itu banyak sumber air, dengan air terjunnya yang menawan, karena berada di alam nan asri. Burai-burai tersebut sudah mulai disurvei pada masa pemerintahan Aristo Munandar sebagai Bupati Agam. (fajar)

print

BERITA TERKAIT

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

For security, use of Google's reCAPTCHA service is required which is subject to the Google Privacy Policy and Terms of Use.