AGAM – Objek Wisata Bandar Mutiara, Kecamatan Tanjung Mutiara, Kabupaten Agam kini bagaikan tak bertuan. Kondisi objek terlihat kotor. Tak tampak lagi keindahan sebagaimana layaknya sebuah objek wisata.
Dari pantauan padangmedia.com, Minggu (5/2), bangunan yang dulu ada kini tak terlihat utuh lagi, seperti bangunan permainan anak, pentas tempat pagelaran kesenian dan beberapa bangunan kedai milik warga terlihat sudah banyak yang runtuh. Walau demikian, kerimbunan pepohonan cemara laut masih utuh. Kerimbunan itu menyajikan kesejukan nan mengasyikan. Sayangnya, tumpukan daun kering yang rontok ke tanah, terlihat tidak mendukung K.3 lokasi tersebut.
Beberapa wisatawan masih terlihat. Mereka datang ke objek tersebut karena hendak menyaksikan nelayan ‘maelo pukek’. Mungkin hanya itulah satu-satunya kegiatan yang menarik untuk disaksikan di objek itu.
Secara keseluruhan, objek tersebut terlihat lusuh dan kumuh. Menurut beberapa sumber, kini keberadaan Bandar Mutiara sebagai objek wisata sudah kalah bersaing dengan Pantai Pasir Tiku. Pantai Pasir Tiku kini ramai setiap hari libur. Di sana juga banyak kedai makanan dan minuman yang menyajikan aneka makanan dan minuman, termasuk minuman segar kelapa muda.
“Kami memang lebih memilih Pantai Pasir Tiku ketimbang Bandar Mutiara. Di Pasir Tiku kami bisa memperoleh banyak hal, di samping permainan anak dan membeli ikan segar,” kata seorang ibu muda yang mengaku bernama Ani.
Kepala Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Agam, Hadi Suryadi saat dikonfirmasi mengatakan, objek tersebut mestinya dipelihara warga sekitar, terutama pelaku usaha di sana. Bila tidak dipelihara tentu tidak bagus jadinya. Kebersihan lingkungan objek akan rusak sehingga tidak menarik lagi untuk dikunjungi wisatawan.
Menurutnya, Bandar Mutiara telah diusulkan ke Pemerintah Pusat untuk dibangun dengan biaya Rp9 miliar lebih. Namun belum pasti jawaban pusat.
Di sisi lain, penyerahan objek wisata tersebut kepada Pemkab Agam baru secara lisan, belum tertulis. Hal itu juga akan menjadi kendala nantinya. Karena, untuk mendapatkan dana bantuan pembangunan dari pemerintah, objek mesti diserahkan kepada pemerintah secara tertulis.
Menyinggung Objek Pantai Pasir Tiku, ia mengatakan sangat potensial untuk dikembangkan menjadi objek wisata keluarga. Faktor pendukung utama adalah letaknya yang dekat dengan TPI (tempat pelelangan ikan) Tiku.
Di sana juga sudah banyak terdapat kedai makanan dan minuman yang tertata rapi. Jalan di objek tersebut sudah dibangun, berupa jalan rabat beton. Pengunjung mulai ramai dan juga sudah ada permainan anak yang dikelola oleh kelompok tertentu.
“Namun, untuk mendapatkan bantuan pemerintah, berupa dana pembangunan dan pengembangan objek, belum memungkinkan. Karena objek belum diserahkan kepada pemerintah,” pungkasnya. (fajar)
Komentar