Nelayan Tiku Kecewa, Pembangunan Pelabuhan Urung Dilakukan Tahun Ini

AGAM – Mimpi para nelayan Tiku, Kecamatan Tanjung Mutiara, Kabupaten Agam, Sumatera Barat untuk mendapatkan sebuah pelabuhan representatif masih harus tertunda lagi. Pembangunan pelabuhan yang sudah direncanakan sejak tahun 2013 itu masih belum ada kejelasan hingga sekarang.

Rencananya, untuk tahap awal akan dilakukan pembangunan kolam labuh pada tahun anggaran 2016. Nyatanya, rencana pembangunan tersebut tertunda untuk kesekian kalinya.

Hal itu dibenarkan oleh Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Agam, Ermanto, S.PI, M.Si, Kamis (21/4), ketika ditemui di ruang kerjanya. Menurutnya, DED (Detail Engineering Design) dan Masterplan yang dibuat tahun 2013 mesti diperbarui lagi. Bila tidak, pihak Dinas PSDA Sumbar dan Balai Wilayah V tidak bersedia memberi rekomendasi pembangunan kolam labuh kapal tersebut.

“Mereka menyarankan agar dilakukan review secara komperehensif terhadap DED dan masterplan. Bila tidak, rekomendasi tidak bisa diberikan. Kami terpaksa melakukan sesuai saran para pemberi rekomendasi tersebut,” ujarnya.

Ermanto meragukan jika pekerjaan review DED dan masterplan bisa selesai tahun ini. Ermanto malah pesimis pembangunan kolam labuh kapal tersebut bisa terwujud tahun anggaran 2017. Alasannya, pada saat itu pembangunan pelabuhan tersebut sudah menjadi kewenangan Pemprov Sumbar, tidak lagi di Pemkab Agam.

“Kita berdoa saja,semoga pihak Pemprov Sumbar menganggarkan dana untuk pembangunan pelabuhan perikanan di Tiku. Bila tidak, kita tidak bisa apa-apa lagi, walau akan terus berjuang untuk mewujudkannya,” ujarnya dengan  nada sedikit kecewa.

Kebutuhan Urgen

Keberadaan pelabuhan kapal di Tiku sangat dibutuhkan. Saat ini, alat tangkap ikan berupa kapal bagan tinggal sekitar 18 unit. Dulu, jumlahnya pernah mencapai sekitar 250 unit. Menyusutnya jumlah kapal tersebut, karena belum adanya kolam labuh yang aman dari amukan badai dan gelombang, tempat kapal nelayan berlabuh di musim badai.

Karena itu, nelayan Tiku berharap kepada Pemkab Agam, Pemprov Sumbar dan pemerintah pusat agar di Tiku dibangun sebuah pelabuhan perikanan yang aman dari amukan badai dan gelombang besar. Pemkab Agam telah berjuang untuk mendapatkan bantuan pusat guna pembangunan sebuah pelabuhan perikanan lengkap dengan dermaga dan fasilitas pendukung lainnya.

Perjuangan intensif telah dilakukan sejak zaman Bupati Agam dijabat Drs. H. Aristo Munandar. Selama dua periode masa pemerintahannya, Aristo tidak pernah berhenti setiap tahunnya memohon kepada Pusat, agar di Tiku dibangun sebuah pelabuhan perikanan. Namun, hasilnya belum juga terwujud.

Di era pemerintahan H.Indra Catri Dt. Malako Nan Putiah, perjuangan untuk mendapatkan bantuan pembangunan sebuah pelabuhan perikanan di Tiku kembali dilakukan. Namun, nasib nelayan Tiku belum akan memiliki sebuah pelabuhan perikanan.

“Kita akan tetap berupaya melobi Pemprov Sumbar dan Pusat, karena kita memang tergantung kepada mereka,” ujar Ermanto pula.

Di sisi lain, mantan pemilik bagan, H. Ar mengaku kecewan. Menurutnya, selama belum ada pelabuhan tempat sandar kapal nelayan pada musim badai, selama itu pula nelayan Tiku tidak akan sejahtera. Ia sendiri berniat kembali membeli kapal bagan, bila pelabuhan nan damai sudah ada di Tiku.

“Untuk apa memiliki kapal bagan saat ini, bila kolam labuh yang damai dan aman tidak ada di Tiku,” ujarnya. (fajar/r)

print

BERITA TERKAIT

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *