Nama Imam Besar Masjidil Haram Resmi Disematkan untuk Nama Masjid Raya Sumbar

PADANG- Nama Imam Besar di Masjidil Haram, Mekah Syekh Ahmad Khatib Al-Minangkabawi resmi disematkan sebagai nama Masjid Raya Sumatera Barat. Peresmian dihadiri oleh ahli waris ulama besar Minangkabau tersebut bertepatan dengan tahun baru Islam 1 Muharram 1446 H, Minggu 7 Juli 2024.

Tiga orang gubernur Sumatera Barat periode berbeda hadir dalam peresmian pemakaian nama Syehkh Ahmad Khatib Al-Minangkabawi sebagai nama Masjid Raya Sumbar tersebut. Tiga gubernur tersebut adalah Gamawan Fauzi (2005-2010), Irwan Prayitno (2010-2020) dan Mahyeldi, gubernur saat ini.

Gamawan Fauzi menceritakan, rencana pembangunan Masjid Raya Sumbar sudah dimulai sejak tahun 2008. Saat itu, dirinya sebagai gubernur Bersama-sama dengan para tokoh melakukan lobi ke negara-negara di Timur Tengah, termasuk juga kepada keluarga besar Syekh Ahmad Khatib di Arab Saudi.

“Kami melobi banyak pihak untuk tujuan pembangunan masjid tersebut, sehingga diperoleh dana bantuan namun pada tahun 2009 terjadi bencana gempa bumi di Sumatera Barat. Setelah itu, saya juga mendapat Amanah menjadi Menteri Dalam Negeri,” kata Gamawan dalam sambutannya.

Seiring dilantiknya menjadi Menteri, posisi Gamawan sebagai gubernur digantikan oleh Profesor Marlis Rahman. Dia mengaku pernah dipanggil Presiden RI Soesilo Bambang Yudhoyono terkait dana bantuan itu.

“Saya jelaskan kepada Presiden bahwa dana tersebut tidak ada kaitannya dengan bencana alam namun adalah bantuan untuk pembangunan masjid diperoleh pada tahun 2008,” ucapnya.

Pembangunan Masjid Raya Sumatera Barat kemudian dimulai pada masa pemerintahan Irwan Prayitno yang menjabat dua periode pertama (2010-2015 dan 2015-2020) hingga selesai. Dalam komplek masjid juga dibangun Gedung LKAAM Sumatera Barat dan Gedung Bundo Kanduang.

Gubernur Sumatera Barat Mahyeldi menjelaskan, pengabadian nama itu sebagai nama masjid tidak sekedar berdasarkan nilai sejarah. Syekh Ahmad Khatib Al-Minangkabawi adalah Imam Besar Masjidil Haram yang berasal dari Sumatera Barat. Ulama besar tersebut juga guru bagi banyak tokoh-tokoh besar nasional dan internasional.

“Jadi penyematan nama beliau tidak saja untuk mengenang sejarah namun diharapkan juga menjadi motivasi bagi generasi muda Sumatera Barat saat ini untuk memacu diri menjadi tokoh-tokoh besar di kemudian hari,” ujarnya. F

print

BERITA TERKAIT

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *