BUKITTINGGI – Pemerintah Kota (Pemko) Bukittinggi mengambil kebijakan “merumahkan” seluruh Aparatur Sipil Negara (ASN), mulai hari ini (Jumat, 27/3/2020). Hanya para kepala OPD dan pejabat, lurah dan sekretaris yang masuk kantor.
Keputusan itu menurut Walikota Bukittinggi Ramlan Nurmatias adalah sebagai upaya mengurangi aktivitas yang melibatkan banyak orang sehingga berpotensi menimbulkan kerumunan. Sebagai langkah antisipasi terhadap penyebaran virus corona (Covid-19).
“Untuk antisipasi penyebaran Covid-19, kita mengambil berbagai langkah yang diperlukan. Sebelumnya, membentuk gugus tugas, menutup objek wisata, merumahkan ibu hamil dan menyusui. Mulai besok ASN bekerja dari rumah,” kata Ramlan, Kamis (26/3/2020) malam.
Hari ini, sebut Ramlan, sesuai dengan imbauan Majelis Ulama Indonesia (MUI), seluruh masjid di Bukittinggi juga ditiadakan salat Jumat, diganti dengan salat Dzuhur di rumah masing – masing.
Sementara itu, Ramlan juga telah meminta pemerintah provinsi untuk menambah ruang isolasi di Rumah Sakit Ahmad Muchtar (RSAM). Mengingat, saat ini ada 12 pasien yang sedang dalam isolasi di rumah sakit tersebut.
“Kita sudah mengajukan permintaan, karena rumah sakit ini milik pemprov. Untuk antisipasi dan kesiapan jika ada penambahan pasien,” sebutnya.
Dari 12 orang pasien diisolasi di RSAM, Ramlan menyebutkan empat di antaranya sudah keluar hasil uji labor terhadap swab pasien. Hasilnya positif, dengan rincian dua warga Bukittinggi, satu asal Kota Padang dan satu lagi dari Tanahdatar.
Ramlan menyebutkan, Pemko Bukittinggi akan melakukan langkah apapun yang diperlukan untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19. Mengingat Kota Bukittinggi memiliki potensi karena aktivitas orang keluar masuk cukup tinggi. (f)
Komentar