AGAM – Majelis Ulama Islam (MUI) Kabupaten Agam, Sumatera Barat menghimbau agar masyarakat lebih berhati-hati terhadap gerakan paham radikal yang sekarang sedang terjadi di tengah masyarakat, terutama dari Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) yang sudah memasuki Sumatera Barat.
Untuk itu, Majelis Ulama Indonesia Kabupaten Agam perlu menghimbau kepada masyarakat luas yang berada di wilayah Kabupaten Agam demi ketentraman dan ketertiban di kalangan masyarakat serta supaya tidak terprovokasi untuk melakukan tindakan-tindakan yang tidak perlu dilakukan oleh warga masyarakat.
Hal itu diungkapkan Ketua MUI Kabupaten Agam, Fauzi Damra kepada padangmedia.com di Lubuk Basung belum lama ini. Menurutnya, paham-paham semacam itu patut diwaspadai keberadaannya di Kabupaten Agam karena biasanya dikemas dengan agama, sehingga sangat mudah masuk ke masyarakat.
“Kita belum bisa memvonis positif Gafatar sudah ada di Kabupaten Agam atau tidak. Yang jelas, organisasi Gafatar merupakan sebuah keyakinan dan ajaran yang menggabungkan Kitab Suci Injil dan Al-Qur’an yang bergerak melalui kegiatan sosial,” katanya.
Menurutnya, sasaran kegiatan organisasi itu di desa-desa terpencil dan sulit dideteksi. Bahkan, kegiatan yang mereka lakukan sebagian besar berupa kegiatan bakti sosial seperti, kegiatan donor darah dan lainnya. Namun, di balik itu mereka melakukan penyebaran ajaran sesat, karena tidak mewajibkan shalat dan puasa bagi para anggotanya.
“Kita sangat mengharapkan kepada orang tua untuk membentengi anak-anak dari pemahaman aliran sesat ini. Memberikan pemahaman akidah dan ilmu pengetahuan agama, sehingga mereka tidak mudah untuk mempercayai aliran-aliran tersebut,” jelasnya.
Pihaknya juga berharap kepada seluruh elemen masyarakat, aparat TNI dan Polri bersama pemerintah agar meningkatkan pengawasan, selalu berkoordinasi dan kerjasama dalam menyikapinya.
Terpisah, Kapolda Sumbar Brigjen Pol Basarudin, Kamis (11/2) saat melakukan kunjungan ke Kabupaten Agam mengakui aliran Gafatar dan ISIS dewasa ini cukup meresahkan keamanan dan kenyamanan masyarakat Indonesia khusus Sumbar, karena belum lama ini juga telah ditemukan terduga ISIS di Bukittinggi dan teroris di Sijunjung.
“Kita segenap Polri terus berupaya mendeteksi dimana keberadaan organisasi sesat ini, dengan harapan agar aliran-aliran sesat yang telah meresahkan masyarakat bisa disikapi,” kata Basarudin. (fajar)