Momen Lebaran Picu Lonjakan Inflasi

PADANG- Tingginya konsumsi masyarakat menyambut perayaan lebaran memicu kenaikan harga sejumlah komoditas. Kenaikan harga tersebut menyebabkan berlanjutnya tekanan inflasi pada Juli 2015.

Kepala kantor perwakilan Bank Indonesia (Kpw BI) Sumatera Barat Puji Atmoko selaku wakil ketua kordinasi Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) melalui siaran pers menyebutkan, Sumbar kembali mencatatkan inflasi bulanan sebesar 1,26 persen (month to month/ mtm) dengan inflasi tahun berjalan (Januari s.d. Juli 2015) sebesar -0,66 persen (year to date/ ytd) dan inflasi tahunan 8,65 persen (year of year/ yoy).

“Angka inflasi Sumbar  Juli tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan inflasi nasional sebesar 0,93 persen (mtm), namun lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata inflasi Sumbar periode Lebaran pada tiga tahun terakhir yang mencapai 1,85 persen,” terang Puji.

Ia menambahkan, berdasarkan kota sampel, inflasi Bukittinggi sebesar 1,66 persen (mtm) lebih tinggi dibandingkan inflasi Kota Padang sebesar 1,21 persen (mtm). Bukittinggi menduduki urutan ketujuh dari 80 kota sampel inflasi di Indonesia dan Kota Padang menduduki urutan ke-19.

Tingginya laju inflasi Sumbar pada Juli 2015 bersumber dari kenaikan harga seluruh kelompok komoditas. Laju inflasi terbesar berasal dari kelompok bahan pangan bergejolak (volatile food) sebesar 2,72 persen (mtm). Komoditas utama penyumbang inflasi kelompok ini antara lain cabai merah, kacang panjang, kentang dan cabai hijau.

” Naiknya sejumlah harga komoditas tersebut lebih disebabkan oleh tingginya konsumsi masyarakat dalam menyambut perayaan Lebaran 1436 H,” ujarnya.

Kelompok barang dan/atau jasa yang diatur pemerintah (administered price) juga mengalami lonjakan yang berarti yaitu sebesar 1,35 persen (mtm) dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 0,33 persen (mtm). Kenaikan signifikan dari harga tiket angkutan udara dan tarif angkutan antar kota akibat mudik lebaran atau budaya “pulang basamo” yang bertepatan dengan masa libur sekolah menjadi sebab utama peningkatan inflasi kelompok administered price.

Sejalan dengan kenaikan dua kelompok komoditas lainnya, kelompok inflasi inti (core inflation) juga mengalami inflasi pada bulan Juli 2015 sebesar 0,46 persen (mtm) dari sebelumnya sebesar 0,06 persen (mtm). Tingginya permintaan terhadap rumah sewa terutama oleh mahasiswa menjelang tahun ajaran baru mendorong adanya kenaikan tarif sewa per bulan.

Tekanan inflasi Sumbar pada Agustus 2015 diprakirakan tidak akan setinggi bulan Juli 2015. Hal ini tidak terlepas dari mulai normalnya permintaan masyarakat terhadap barang dan jasa pasca momen lebaran dan libur sekolah.

” Namun demikian, intensitas dari dampak El Nino dapat  memperluas area yang mengalami kekeringan sehingga berpengaruh pada tekanan inflasi dari kelompok volatile food,” kata Puji.

Meski tidak berdampak langsung di Sumatera Barat, fenomena alam tersebut berpotensi mengganggu ketersediaan pasokan akibat dari kekeringan di sejumlah daerah sentra produksi, seperti Pulau Jawa. Selain itu, adanya larangan impor jagung dari Kementerian Pertanian RI dapat berimbas pada kenaikan pakan unggas yang berpotensi pada lonjakan harga komoditas daging ayam dan telur. (feb)

print

BERITA TERKAIT

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

For security, use of Google's reCAPTCHA service is required which is subject to the Google Privacy Policy and Terms of Use.