PEKANBARU – Meski diselubungi kabut asap, pekerja PT Pertamina tetap berjuang menjaga kelancaran pasokan Bahan Bakar Minyak (BBM) dan elpiji di wilayah MOR I. Awak mobil tangki Pertamina tetap siaga menyalurkan BBM meskipun ketebalan kabut asap menghalangi jarak pandang.
Sahrizal, awak mobil tangki (AMT) dari Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) Sungai Siak, Riau, mengisahkan, saat melakukan pendistribusian, harus ekstra hati – hati. Dia memasok BBM ke SPBU di Rengat dengan jarak tempuh 270 kilometer untuk dua rit.
“Saya biasa nyetir dua rit, sekitar 270 km ke SPBU di Rengat. Karena asap, jarak pandang terbatas. Jadi saya ekstra hati-hati, nyalakan lampu meski siang hari. Juga mengurangi kecepatan mobil tangki, dibawah rata-rata normal,” ujarnya, Selasa (24/9/2019).
Unit Manager Communication Relation & CSR PT Pertamina MOR I Medan, Roby Hervindo menerangkan, para pekerja dibekali dengan perlengkapan dan makanan tambahan untuk menjaga stamina.
“Kami membekali pekerja Pertamina di Terminal BBM (TBBM) maupun depot elpiji dengan masker standar N95. Untuk menjaga stamina, diberikan makanan tambahan berupa vitamin. Kami juga sediakan air purifier di ruangan kantor dan oksigen bagi yang membutuhkan,” tuturnya.
Selama Riau diliputi asap, mobilitas masyarakat menurun. Sekolah yang diliburkan dan ancaman kesehatan, menyebabkan warga mengurangi berkendara. Walhasil, konsumsi BBM menurun 10 hingga 15 persen.
Untuk elpiji, penerimaan pasokan melalui kapal di jetty VI kilang Dumai dan jetty supply point Patradok Dumai berjalan sesuai jadwal. Namun demi keselamatan, proses lepas dan sandar dilakukan pada siang hari.
Pengiriman elpiji ke 13 SPPBE di wilayah Riau yang menggunakan mobil tangki skid tank, terdampak terbatasnya jarak pandang. Akibatnya, kecepatan skid tank pun harus diturunkan dari rata-rata. Kondisi ini diantisipasi dengan pengiriman lebih dari satu ritase di beberapa SPPBE.
Adapun selama bulan September, rata-rata penyaluran elpiji 3 kg di Riau sekitar 141 ribu tabung per hari. Jumlah ini meningkat dibanding rata-rata penyaluran pada Agustus sebanyak 117 ribu tabung per hari. Pantauan di lapangan menunjukkan pasokan elpiji mencukupi kebutuhan masyarakat.
Sebagian keluarga pekerja, juga sudah dievakuasi. Mereka dipindahkan sementara ke Padang, Medan maupun Jakarta.
“Walau asap menimbulkan kendala dalam operasional, namun tidak mengganggu kelancaran pasokan. BBM, elpiji dan avtur tersedia untuk memenuhi kebutuhan masyarakat,” tutup Roby. (*/fdc)