BANDUNG – Sebagai mesin pemerintahan negara, reformasi birokrasi harus terus berjalan agar tidak macet. Supaya tetap berjalan dengan baik, maka mesin harus selalu di-service agar tidak ‘ngadat saat digas dengan kencang.
Seperti dirilis dari situs Kemenpan RB, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) Asman Abnur menyatakan hal itu dalam kuliah umum Studium Generale KU 4078 di Institut Teknologi Bandung (ITB) Jumat, (2/12). Hal itu diperlukan untuk bisa memenangkan persaingan global yang semakin terasa dan merasuk ke berbagai sendi kehidupan.
Saat ini, lanjut Asman, kompetisi global pengaruhnya lebih terasa berkat kemajuan di bidang teknologi informasi dan komunikasi. Persaingan antar negara dalam menguasai berbagai sumber daya juga semakin ketat.
“Tentu kita tidak ingin sekedar menjadi penonton atau konsumen saja. Oleh sebab itu, kita harus memperbaiki segala potensi yang ada,” tegas Asman.
Untuk itulah, birokrasi juga harus melakukan perubahan, mulai dari diri sendiri, dari hal-hal kecil. Perubahan itu tidak saja bagi kalangan birokrat, tetapi juga para mahasiswa harus siap menjadi agen perubahan.
“Mahasiswa harus mampu bersaing di zaman ini agar dapat memperoleh manfaat yang optimal dari persaingan global,” ujarnya.
Dikatakan, reformasi birokrasi merupakan suatu proses jangka panjang, sehingga pengelolaannya juga harus dilakukan secara terpadu, komprehensif, dan inklusif. Reformasi birokrasi harus mendorong peningkatan pelayanan publik, e-governement, dan e-budgeting.
“Keberhasilan pengelolaan reformasi birokrasi perlu mendapat dukungan dari berbagai pihak, termasuk dari perguruan tinggi,” tutupnya.
Acara kuliah umum itu juga dihadiri Rektor ITB Kadarsah Suryadi dan mantan Rektor ITB Djoko Santoso. “Kuliah umum ini untuk memberikan pengetahuan lebih yang tidak ada di dalam perkuliahan, agar wawasan para mahasiswa semakin luas,” ujar Kadarsah. (feb/*)