PARIAMAN – Untuk menjadi tipe B, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pariaman masih memiliki banyak kekurangan. Saat ini, RSUD tersebut berkapasitas 167 tempat tidur dengan 20 orang dokter spesialis. Total karyawan RSUD Pariaman hingga saat ini tercatat 513 orang.
Direktur RSUD Pariaman Indria Velutina saat menerima kunjungan Komisi V Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Sumatera Barat, Jumat (27/11) memaparkan, untuk menjadi rumah sakit tipe B, standar tenaga medis dan sarana prasarana harus terpenuhi. Sejak Januari 2013, rumah sakit yang berdiri tahun 1983 itu sudah menyandang status tipe C.
“Dalam upaya menuju rumah sakit tipe B, masih banyak kekurangan yang harus dipenuhi terutama tenaga medis dan sarana prasarana dan alat-alat medis,” kata Indria.
Ia menguraikan, saat ini RSUD Pariaman masih membutuhkan banyak tenaga medis spesialis dan teknis. Untuk dokter spesialis anak, saat ini baru ada 2 orang dan masih dibutuhkan 2 orang lagi. Kemudian, tenaga Anestesi dibutuhkan 10 orang namun baru tersedia 5 orang.
“Yang paling berat untuk memenuhi persyaratan tipe B adalah masalah Sumber Daya Manusia (SDM), terutama untuk tenaga sub spesialis,” terangnya.
Untuk tenaga ahli masih membutuhkan 20 orang lagi karena kebutuhan 49 orang tersedia baru 29 orang. Begitu juga tenaga nutrisionis kebutuhan 30 orang baru 6 orang.
“Yang paling menjadi kendala adalah tenaga rekam medis sangat kurang. Saat ini baru ada 4 orang sementara kebutuhan 55 orang sehingga sangat kesulitan untuk melakukan rekam medik pasien,” tambahnya.
Indria juga mengungkapkan kekurangan tenaga pada spesifikasi lainnya seperti apoteker, fisioterapi, sanitarian, radiograf dan teknisi elektromedis. Sementara untuk tenaga bidan, sementara ini dirasakan cukup sebanyak 35 orang.
Ia menambahkan, untuk tingkat kunjungan, dirasakan meningkat setiap tahun. Apalagi setelah berstatus Badan Layanan Umum Daerah (BLUD), rata-rata kunjungan diatas 60 ribu per tahun dengan Bed Occupancy Rate (BOR) 65,48 persen.
Ketua Komisi V DPRD Provinsi Sumatera Barat Mochklasin dalam kesempatan itu menyatakan bahwa DPRD terus berusaha untuk mendorong bagaimana rumah sakit dapat meningkatkan dan membenahi pelayanan.
“Pemerintah provinsi bersama DPRD terus berupaya mendorong bagaimana agar rumah sakit dapat berbenah dan meningkatkan pelayanan,” katanya.
Untuk itu, ia berharap agar manajemen rumah sakit terus berusaha semaksimal mungkin melakukan pembenahan dan menyampaikan persoalan-persoalan yang menjadi kendala kepada pemprov dan DPRD.
Dalam kesempatan kunjungan kerja tersebut, bersama Mochklasin ada beberapa orang anggota komisi antara lain Achiar, Yuliarman, Sitti Izzati Aziz, Marlina Suswati, Irsyad Syafar, Evel Moerfi Syaiful dan Jasma Juni Datuak Gadang. Kunjungan tersebut adalah dalam rangka mendorong RSUD Pariaman menuju rumah sakit tipe B ke depan. (feb)
Komentar