SIBERUT – Aktivitas memanah sudah menjadi ciri khas bagi orang Mentawai, terutama untuk berburu. Begitu juga lomba memanah yang di daerah Sikakap disebut (Mupatok) dimaknai sebagai bagian kehidupan masyarakat di Bumi Sikerei.
Wakil Bupati Kepulauan Mentawai, Kortanius Sabeleake menyebutkan, memanah dilengkapi peralatan lengkap merupakan kekuatan bagi orang Mentawai yang menjadi senjata ciri khas untuk melakukan aktivitas sekaligus sebagai upaya membela diri. Namun pada prinsipnya, memanah adalah alat tujuan untuk berburu.
Berburu dalam bahasa Mentawai (Murourou), bukan hanya sekadar berburu, akan tetapi mempunyai makna yang lain. Salah satu contoh, ketika ada anak baru lahir berjenis kelamin laki-laki, hasil buruan harus dapat dicari.
Panah di Mentawai memiliki mata busur bermacam-macam. Ada yang matanya runcing sesuai dengan binatang yang akan diburu. Ada juga dengan mata tumpul (bobokkou) dan juga ada dari besi. Semua tergantung dengan tujuan masing-masing apa yang akan diburu.
Busur yang dipakai untuk berburu, rata-rata memilki racun (Omai). Kekuatan omai yang sudah diracik mempunyai hitungan waktu ketika binatang terkena panah, paling lama waktunya satu menit paling lama hasil buruan tersebut langsung mati.
Panahan pada era zaman sekarang, ungkap Kortanius, bertujuan agar bisa mencapai target sasaran. “Zaman boleh modren, tapi budaya jangan ditinggalkan. Budaya menjadi akar untuk mencapai tujuan yang lebih jauh dalam memajukan daerah,” ujar Korta saat lomba memanah, Rabu (26/7) malam lalu.
Sementara itu, Ketua DPRD Mentawai, Yosef Sarogdok menyampaikan apresiasi kepada Disparpora Mentawai yang telah menyelenggarakan Festival Panah Tradisional serta melestarikan budaya panah. DPRD, katanya, mendukung kegiatan tersebut dan diharapkan dapat terlaksana setiap tahun.
Untuk perlombaan panah tradisional itu, Ketua DPRD meminta Disparpora bisa melaksanakan di 10 kecamatan secara bergilir. Ia juga minta agar peserta kalau bisa tidak dibatasi, karena banyaknya peminat. Bahkan, orang luar Mentawai pun bisa ikut bergabung bertanding, tukasnya. (ers)