PADANG – Taman Hutan Raya (Tahura) Bung Hatta Padang layak disebut untaian zamrud di Khatulistiwa. Bukan saja karena hutannya masih asri dan hijau, tetapi kawasan yang terletak di Ladang Padi, Kecamatan Lubuk Kilangan ini berada di ketinggian sehingga berhawa sejuk. Pemandangan dari atas menyajikan keindahan Kota Padang berikut hamparan lautnya.
Menurut Walikota Padang, H. Mahyeldi Ansharullah, kawasan ini patut lebih diperhatikan karena merupakan aset berharga Kota Padang. Kawasan Tahura Bung Hatta merupakan daerah serapan yang menjadi sumber air terbesar untuk Kota Padang. Namun, lokasi ini bisa dikembangkan menjadi tempat wisata alam yang sangat bagus dengan tidak merusak lingkungannya.
“Jangan sampai ada tangan jahil yang menebang pohon yang tumbuh dengan baik di kawasan ini. Sebab, temp
at ini kawasan vital yang perlu kita jaga betul keasrian dan fungsinya,” kata Walikota Padang saat meninjau Tahura Bung Hatta bersama sejumlah Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), Rabu (17/6).
Walikota menambahkan, Tahura Bung Hatta yang luasnya 270 hektar ini merupakan kawasan nyaman untuk rekreasi. Di sana sudah ada bangunan yang bisa dimanfaatkan sebagai tempat istirahat, bahkan guna menginap keluarga, outbond, meeting ataupun untuk wisata pendidikan pengenalan alam kepada siswa.
Akan tetapi, bangunan – bangunan lain yang tak berizin juga sudah mulai ada yang berdiri di sepanjang jalannya. “Ini tentu perlu kita tata dan dilakukan pengawasan agar kawasan ini menjadi tempat yang nyaman,” ujar Mahyeldi.
Di sini juga dapat dikembangkan tempat rekreasi dengan wahana cable car. “Dari Taman Bukit Berbunga ke komplek bangunan Tahura Bung Hatta berjarak sekitar 3 Km. Bila itu ditempuh menggunakan cable car akan menjadi perjalanan yang menakjubkan karena pemandangannya yang bagus ,” ujar Mahyeldi.
Mahyeldi juga mengapresiasi Aciak, pria paroh baya yang sudah mengelola Taman Bukit Berbunga yang terletak sekitar 3 Km dari komplek bangunan Tahura Bung Hatta. Kendati tidak ada biaya dari Pemerintah Kota Padang, Aciak dengan sukarela menanami sebuah bukit kecil dengan aneka tanaman yang ia bibitkan sendiri. Ia pula yang mengupayakan air dari sumbernya agar mengalir sejauh 500 meter ke sekitar Taman Bukit Berbunga sehingga dapat dimanfaatkan warga yang berdagang di sana.
Informasi dari Aciak, di sekitar kawasan Taman Bukit Berbunga terdapat sebuah kolam pemandian peninggalan Belanda. Sampai sekarang, kolam itu masih ada dan menjadi sumber air. Bahkan, di atas bukit kecil itu terdapat reruntuhan bangunan yang konon peninggalan dari zaman penjajahan Belanda.
Kepada pimpinan SKPD yang turut serta dalam kesempatan ini, Walikota menekankan agar bisa memberikan masukan berupa inovasi untuk pengembangan potensi kawasan ini, terutama potensi kehutanan dan pariwisata.
Adapun Pimpinan SKPD yang hadir pada kesempatan ini, Kepala Bappeda Hervan Bahar, Kepala Bapedalda Edi Hasymi, Kepala Tata Ruang Tata Bangunan dan Perumahan (TRTBP) Afrizal BR, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Dian Fakri, Kepala Dispernakbunhut Heryanto Rustam, Kepala Satpol PP Firdaus Ilyas, dan Kepala Bagian Humas dan Protokol Mursalim, serta Camat Lubuk Kilangan dan Lurah setempat. (der)