May Bank ECO Weavers Beri Pelatihan ECO Design Bagi Pengrajin Songket Sawahlunto

Pelatihan pengrajin songket di Sawahlunto. (tumpak)

SAWAHLUNTO – Pengrajin Songket di Kota Sawahlunto mengikuti Pelatihan ECO Design yang digelar May Bank EcoWeavers. Pelatihan dilaksanakan di Gedung Pasar Songket Muara Kalaban Kecamatan Silungkang selama tiga hari, 27 sampai 28 September 2018 mendatang.

Pelatihan tersebut merupakan program Asean foundation bekerja sama dengan ASPPUK (Asosiasi Pendamping Perempuan Usaha Kecil Mikro) di Indonesia melalaui LP2M (Lembaga Pengkajian Pemberdayaan Masyarakat) untuk Kota Sawahlunto dan Dinas Koperindag Kota Sawahlunto.

Kegiatan pelatihan itu bertujuan kepada promosi dan peningkatan tenun tradisional secara global dan berkelanjutan serta menciptakan kemandirian ekonomi dan inklusi keuangan untuk para penenun di ASEAN.

Pelatihan dengan mendatangkan designer lokal dari Jakarta, yaitu Risza Novrianti yang langsung melatih dan mengarahkan para peserta yang berjumlah 50 orang dari 5 kelompok Songket, Maju Bersama (BBS), Lasuang Manangih (Lumindai), Lantiak Malaweh (Kubang), Saik Galamai (Silungkang), dan Bagonse (Kubang Tangah). Mereka dimotivasi untuk berinovasi dengan songket hasil tenunannya.

Pendamping dari LP2M Juprinaldi Sikumbang menyatakan, selama lima tahun terakhir, pelatihan menyasar pada krearifitas, inovasi dan variasi dari perserta dalam mengembangkan produk kain songket. Nantinya didisain menjadi produk di luar baju, misalnya bisa menjadi produk tas, sepatu, sandal, syal, dan anting-anting.

Designer pelatihan, yakni  Risza Novianty, menyamaikan disain menarik dan unik sehingga menambah variasi serta nilai jual dari kain songket, tidak hanya pakaian jadi sisa kainnya pun bisa menghasilkan barang yang berdaya jual.

“Di sini ditekankan pemberian warna alami dari tumbuhan sekitar seperti daun jambu jadi abu-abu kehitaman, daun manggis jadi coklat susu. Sebab, perwarna alami ini mudah ditanam di halaman jadi tidak sulit untuk berproduksi,” sebut Juprinaldi.

Subyekti ASPPUK Marolip menyatakan, pelatihan juga memberikan modifikasi motif songket, kombinasi warna, kreativitas padu padan motif dan warna serta melatih pengetahuan dasar tentang teknik pemasaran.

Marolip yang juga Seknas divisi pengembang bisnis Perempuan Usaha Kecil (PUK) berharap para peserta memiliki income dari industri rumah tangga tenunan songket dan kalau dapat bisa berkembang penjualannya ke tingkat internasional

”Semoga dapat meningkatkan daya saing serta pengembangan disain tenun ke depan,” pungkasnya. (tumpak)

print

BERITA TERKAIT

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

For security, use of Google's reCAPTCHA service is required which is subject to the Google Privacy Policy and Terms of Use.