SAWAHLUNTO – Kisah heroik perjuangan rakyat Silungkang Kota Sawahlunto terhadap kononial Belanda tahun 1927 diperingati. Kegiatan yang diselenggarakan Kenagarian Silungkang itu digelar di kawasan Tugu Perlawanan Rakyat Silungkang di Pasar Silungkang, Selasa (4/1/2022).
Ketua Kerapatan Adat Nagari (KAN) Silungkang Yusri Munir Malin Malano mengatakan, rangkaian kegiatan tersebut adalah peletakan karangan bunga di depan tugu perlawanan rakyat Silungkang dan pementasan drama yang menampilkan beberapa adegan dalam peristiwa perlawanan rakyat Silungkang terhadap Belanda.
“Momen perjuangan rakyat Silungkang melawan penjajah Belanda pada 1926 sampai 1927 sengaja diperingati sebagai salah satu cara menghargai pengorbanan para pejuang kemerdekaan,” kata Yusri.
Dia berharap peringatan itu menjadi salah satu upaya mengenalkan dan menggelorakan semangat perjuangan kepada masyarakat, khususnya generasi muda.
Wali Kota Sawahlunto Deri Asta usai meletakkan karangan bunga di tugu perjuangan menegaskan, peringatan perjuangan rakyat tersebut sangat penting dalam melestarikan nilai-nilai sejarah dan budaya yang dimiliki Nagari Silungkang.
“Agar sejarah itu tidak terlupakan begitu saja, memang caranya ya harus melalui kegiatan, salah satunya seperti ini. Kami berterimakasih pada masyarakat Silungkang, yang telah turut berkontribusi dalam melestarikan nilai sejarah Sawahlunto,” katanya.
Dia menegaskan, Pemko Sawahlunto siap mendukung kegiatan-kegiatan seperti itu. Sebab sebagai kota wisata yang mengandalkan nilai sejarah dan budaya maka tentu harus didukung dan diberikan perhatian.
“Tadi masyarakat Nagari Silungkang telah menyampaikan harapan agar kegiatan ini dapat masuk dalam agenda resmi tahunan Kota Sawahlunto. Harapan juga disampaikan agar kisah dan nilai-nilai perjuangan dalam sejarah itu bisa dimasukkan dalam kurikulum muatan lokal di jenjang pendidikan dasar,” sebut Deri.
Turut hadir dalam kegiatan tersebut mantan Bupati Tanah Datar Shadiq Pasadique, orangtuanya pernah diasingkan Pemerintah Belanda ke Boven Digoel Provinsi Papua pada tahun 1927 bersama Bung Hatta dan tokoh-tokoh pejuang dari Nagari Silungkang.
Shadiq sangat apresisasi dengan kegiatan yang digelar Nagari Silungkang karena momen yang sangat bersejarah itu harus diketahui dan diteruskan kepada generasi muda.
Pada peringatan itu, disuguhkan pementasan drama yang menampilkan cuplikan peristiwa perlawanan rakyat Silungkang terhadap Belanda. Para pemain drama piawai memerankan tokoh – tokoh pejuang Silungkang yang dengan gigih dan tak kenal takut pada tentara Belanda, sukses membawa kenangan masyarakat kepada peristiwa yang terjadi puluhan tahun lalu tersebut. (Tumpak)