Masyarakat Sepanjang Pantai di Agam Mulai Sadar Pentingnya Melindungi Penyu

penyu

AGAM – Keberadaan penyu di dunia saat ini sudah semakin langka. Tidak saja spesiesnya yang terus menyusut, populasi penyu dari spesies yang tersisa juga terus berkurang jumlahnya. Sebelum tersisa hanya 7 spesies saat ini, jumlah spesies penyu di dunia mencapai 30. Penyusutan itu terjadi karena perubahan zaman dan berbagai faktor lainnya.

Oleh karena itu, Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Agam, Sumatera Barat membuat peraturan tentang melindungi binatang tersebut dan melakukan sosialisasi di sepanjang pantai di Kecamatan Tanjung Mutiara belum lama ini.

“Alhamdulillah, setelah dibuat peraturan dan mengadakan sosialisasi belum lama ini, pencurian penyu sudah tidak terdengar lagi,” kata Kepala DKP Agam, Ermanto kepada padangmedia.com belum lama ini.

Dikatakannya, sebelum diberlakukan peraturan yang melindungi binatang tersebut, banyak warga mencari telur penyu di pasir pantai. Telur penyu dijual, setelah direbus.

“Saat ini, sepanjang pantai dalam kawasan Kecamatan Tanjung Mutiara dijadikan kawasan konservasi penyu. Siapapun dilarang menangkap penyu dan mengambil telurnya. Bahkan, mereka yang menjual telur penyu di pasar dan di tempat lainnya, akan dikenakan sanksi hukum yang tegas,” jelasnya.

Setelah adanya peraturan yang melindungi binatang tersebut, lanjutnya, saat ini warga pesisir pantai, khususnya warga Gasan Kaciak begitu bersemangat melakukan penyelamatan, pengawasan dan penangkaran penyu. Mereka sangat membantu Pemkab Agam untuk upaya penyelamatan binatang langka yang dilindungi itu.

Menurutnya, sudah banyak telur penyu yang menetas di kawasan penangkaran. Anak penyu yang di lepas ke laut lepas sudah ratusan jumlahnya.

“Kini, 30 anak penyu telah lahir dari penetasan telur di pantai dalam kawasan Gasan Kaciak, Kecamatan Tanjung Mutiara. Sedangkan dalam pasir penangkaran masih terdapat sekitar 140 telurpnyu yang akan menetas,” Jelasnya.

“Mereka bukan saja membantu penangkaran dan penyebaran anak penyu ke laut lepas, tetapi juga ikut mengawasi pencurian telur penyu oleh para pencoleng,” ujarnya pula.

Ia berharap masyarakat pesisir semakin menyadari arti penting penangkaran dan penyelamatan penyu, karena penyu merupakan hewan langka. (fajar)

print

BERITA TERKAIT

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *