SAWAHLUNTO – Meski dana tersedia sebesar Rp800 juta pada tahun anggaran 2014 , Dinas Pariwisata kota Sawahlunto gagal melakukan
renovasi Loko Uap Maki Itam. Hal ini mencuat saat beberapa fraksi DPRD Kota Sawahlunto mempertanyakan masalah itu pada sidang paripurna pendapat akhir tentang laporan Pertanggungjawaban APBD 2014 di gedung dewan, Senin (6/7).
Juru bicara Fraksi Partai Demokrat plus PDI Perjuangan, Jhoni Warta menyatakan, dari keterangan pemerintah daerah bahwa anggaran sebesar Rp800 juta lebih yang diperuntukkan untuk renovasi loko Uap “Mak Itam” tidak bisa dicairkan. Hal itu dikarenakan belum ada kesepakatan antara Pemerintah daerah dan PT KAI.
“Kami berharap agar Pemko tidak berhenti begitu saja untuk selalu mencarikan solusi, loby – loby ke pemerintah pusat sehingga nantinya “mak itam” dapat kembali beraktifitas dan membanggakan kota ini,” pinta politisi Demokrat ini.
Terkait gagalnya pekerjaan renovasi Mak Itam itu juga diungkapkan Fraksi Persatuan Pembangunan. “Terkait dengan kereta api Mak Itam, fraksi kami meminta kepada pemerintah daerah untuk serius membicarakannya dengan PT KAI dan Menteri Perhubungan. Karena, kereta Mak Itam ini sudah menjadi icon kota,” kata Deri Asta, Juru Bicara Fraksi Persatuan Pembangunan ini.
Paripurna dipimpin Wakil Ketua DPRD Weldison dan Hasjhoni serta dihadiri walikota Sawahlunto Ali Yusuf. Deri Asta menyatakan
fraksinya menyayangkan kereta antik itu dibiarkan merana tidak terurus.
“Kita sangsi hal ini akan mempengaruhi dan mengurangi terhadap penilaian Unesco dalam menetapkan Sawahlunto sebagai salah satu kota
warisan dunia,” sebutnya.
Sebelumnya, warga kota Sawahlunto sangat berharap Loko Uap ” Mak Itam” dapat beroperasi kembali dan menyemarakkan kepariwisataan. Lokomotif uap dengan nomor seri E 1060 ini pernah menjadi kereta wisata dengan rute Stasiun Sawahlunto – Muara Kalaban. Namun sejak awal 2013, Mak Itam yang di era kejayaannya dapat mengangkut hasil bumi Sawahlunto dibawa sampai ke Pelabuhan Teluk Bayur di Padang itu tak dapat beroperasi lagi.
Mak Itam merupakan prestise pariwisata Sawahlunto. Apalagi hanya ada dua loko uap di Indonesia. Satu lagi di museum kereta api Ambarawa. (tumpak)