SUKABUMI – Sebanyak 332 unit rumah warga rusak akibat longsor di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Longsor juga mengancam 97 rumah lainnya. Selain itu, sejumlah fasilitas umum, fasilitas pendidikan dan kesehatan serta lahan pertanian juga rusak. Warga terdampak mengungsi ke beberapa pos yang disiapkan.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebutkan, longsor terjadi di Desa Cimenteng dan Desa Nagrakjaya Kecamatan Curugkembar Kabupaten Sukabumi. Longsor sudah terjadi sejak Selasa (16/8) dan terus berlangsung hingga saat ini. Tipe longsoran merupakan longsor merayap, apalagi ditambah hujan yang terus turun membuat longsor semakin mengancam masyarakat.
“Longsor menyebabkan bangunan rumah warga rusak dan warga terpaksa diungsikan,” kata Sutopo, Rabu (17/8).
Jumlah keseluruhan bangunan yang terdampak longsor sebanyak 429 bangunan yaitu 174 unit rumah rusak berat, 102 rumah rusak sedang, 56 rumah rusak ringan dan 97 unit rumah terancam. Selain itu bangunan fasilitas umum dan sawah mengalami kerusakan yang meliputi 4 gedung majelis taklim rusak, 4 mushola rusak, 1 bangunan pesantren rusak, 1 bangunan SD rusak berat, 1 bangunan kantor desa rusak berat, 1 Puskesmas pembantu rusak berat, 1 bangunan Posyandu rusak berat dan 10 hektar sawah rusak dan gagal panen.
“Sebanyak 386 KK atau 1.139 jiwa terdampak langsung longsor. Jumlah pengungsi tidak tetap, tergantung pada cuaca. Saat hujan atau malam pengungsi mencapai 300-350 jiwa, namun saat cuaca terang hanya berkisar 100-150 jiwa,” lanjutnya.
Pengungsi ditempatkan di Pos I Kampung Babakan Desa Nagrakjaya terdapat sekitar 300 jiwa pengungsi pada malam hari saja, dan di Pos II Kampung Bojong Sawah terdapat sekitar 10 jiwa pengungsi Pada siang hari banyak pengungsi laki-laki dewasa yang bekerja di kebunnya.
Hingga saat ini, Bupati Sukabumi masih menetapkan masa tanggap darurat. BPBD Kabupaten Sukabumi bersama Muspika, TNI/Polri, dan relawan serta masyarakat setempat melakukan evakuasi korban ke tempat yang aman. BNPB terus mendampingi BPBD untuk penanganan darurat. BNPB telah memberikan dana siap pakai Rp250 juta untuk operasional keposkoan sebagai bantuan tahap pertama.
BPBD telah mengajukan permintaan bantuan termasuk untuk pembangunan hunian sementara bagi pengungsi. Kementerian Sosial telah memberikan bantuan logistik. Dinas Pekerjaan Umum setempat juga telah membangun sanitasi dan air bersih sementara Dinas Kesehatan menangani pelayanan kesehatan warga.
Tanah longsor yang berlangsung saat ini lebih besar dan terus meluas dibanding longsor tahun 2012 lalu yang terjadi di dua desa yaitu Desa Cimenteng dan Bojong Tugu Kecamatan Curugkembar Kabupaten Sukabumi. Lokasi longsor saat ini merupakan daerah zona merah rawan tinggi bencana longsor. Dengan tipe longsoran yang merayap maka timbul ketidakpastian sampai kapan longsor besar akan terjadi. Hal ini menyebabkan sebagian masyarakat masih menempati rumah tersebut meski sudah rusak.
Dampak dari longsor sekarang adalah bangunan rumah rusak, dari retak-retak hingga belah. Wilayah ini memang tidak layak untuk permukiman. Oleh karena itu solusi ke depan adalah relokasi bagi masyarakat yang rumahnya roboh atau rusak berat.
“Namun demikian, relokasi tidak mudah dilakukan karena terkait ketersediaan lahan, mata pencaharian masyarakat dan faktor sosial ekonomi masyarakat,” tutupnya. (feb/*)
Komentar